Membaca Tanpa Makna Karena Iqrak Yang Hilang


Iqrak bukan membaca teks yang tertulis, melainkan memahami yang tidak tertulis. Membaca yang tertulis kata perintahnya bernarasi uktub. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Iqrak dan uktub merupakan dua kata yang berasal dari akar suku kata yang berbeda. Iqraq berasal dari kata "QARA A" dan ukhtub berasal dari akar suku kata "KATABA", keduanya bermakna membaca, namun outputnya berbeda.
Iqraq merupakan bacaan yang mertodologi sementara ukhtub bacaan teks yang terisi. Tidak begitu sulit bagi kita untuk membaca yang tertulis dibuku. Dan tidak juga mudah untuk memahami sesuatu yang tidak tertulis dalam bentuk kata. Orang yang sekedar membaca sesuatu yang tertulis dengan kata, hannya meleraikan ungkapan saja. Berbeda membaca dengan pehaman narasi iqrak, bukan hannya sekedar membaca teks tertulis saja, namun mampu mengekplorasikan bacaannya dalam bentuk ekspresi jiwa.
Menjawab setiap masalah yang tersurat cukup dengan narasi uktub. Personal seperti ini mindset yang akan terbangun dalam memahami masalah hannya melihat luarnya saja. Jika masalah tersebut menguntungkan dirinya, dia akan terlibat aktif, sebab umpan balik yang didapatkan berupa materi saja, materi yang hannya dipahami seperti pedagang yang menjajakan dagangannya dengan sekedar mendapatkan untung, tanpa menyadari keuntungan yang diperoleh hannya mendatangkan kepuasan dirinya saja.
Sedangkan dalam menjawab masalah dengan menggunakan narasi iqrak akan menelusuri pemahaman tersurat dari konteks yang sedang dialami. Bacaan bernarasi iqrak adalah pikirannya para filosof. Filosof telah mengajarkan kita bagaimana memahami dengan narasi iqrak dengan membuat kaedah berfikir yang benar.
Kaedah berfikir berdasarakan metode filosofis yang terikat dengan hukum logika. Logika berfikir filosofis membangun pikirannya berdasarkan kriteria. Kriteria filsafat terdiri atas empat syarat metode berfikir, di mana, di dalam mengandung unsur kajian yang berdasarkan dasar pikiran yang rasional, sistematis, radikal (radikal disini bukanlah radikal sporadif, namun radikal dalam pengertian cara berfikir yang medalam menelusuri sampai pada akar masalah), yang terakhir adalah universal.
Uktub dan dan iqrak merupakan dua suku kata yang memerintahkan kita untuk membaca. Namun dengan bacaan yang berbeda nilainya. Nabi Muhammad SAW ketika menerima perintah membaca pada pertama sekali yang disampaikan oleh malaikat Jibril di Gu Hiraq, perintah jibril bukan menggunakan narasi uktub, melainkan Jibril menggunakan perintah dengan narasi iqrak. Ketika Jibril memerintahkan Nabi untuk membaca, Jibril tidak pernah menunjukkan teks bacaan yang tertulis dalam bentuk apapun.

Perintah Jibril kepada nabi hannya dengan kata iqrak saja. Iqrak yang kosong akan kata namun menimpa banyak makna yang harus dipahami oleh nabi ketika membaca setiap sesuatu, membaca setiap gejala, membaca setiap fenomena, membaca setiap aksi alam, membaca setiap tingkah polah manusia yang ada di dunia ini. Termasuk di dalamnya membaca bagaimana memahamkan agama yang sudah diterimanyan sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin yang harus disebarkan oleh nabi kesentro dunia, dari timur sampai ke barat, dari utara sampai ke selatan.
Wahai manusia yang menggunakan akal dalam memahami dunia, membacalah dengan menggunakan narasi uktub dengan memahamkan narasi iqrak. Wahai para pemimpin negeri jangan hannya sekedar membaca dengan natasi uktub. Jika para pemangku membaca dengan hannya melepaskan kewajiba uktub saja, maka setiap program yang dibangun hannya sekedar melepaskan pekerjaan saja dan sekedar mendapatkan untung saja dari fee proyek yang dikutib dan ditetapakan, tanpa memahami nilai futuristik dari sebuah tujuan yang besar.
Wahai pemangku kebijakan atas kekuasaan negara dibawah angin, membacalah dengan menggunakan narasi iqrak, sehingga setiap program pemerintahan berdampak pada kemashlahatan ummat yang mencakup seluruh elemen. Narasi iqrak dalam kebijakan kekuasaan adalah membaca setiap apa yang menjadi gejala hari ini dan berdampak pada fenomena dikemudian hari dengan pembangunan jangka panjang. Jika sekedar membaca dengan narasi uktub semata, maka sistem kerja yang dibangun tak lebih sekedar memawahkan setiap harta kekayaan negara yang telah diamanahkan.
Kehilangan panutan hidup bagaikan angin yang keluar dari ujung busur sebuah tabung. Terbang tanpa arah bak air menuju tanpa tahu muara. Berhamburan entah kemana, berceceran masuk kesetiap dataran rendah yang menghanyutkannya. Dikala itu manusia lupa dengan identitas dirinya. Manusia lupa dengan tujuan hidupnya, manusia lupa dengan titah yang disandangnya sebagai khalifah dimuka bumi. Baik khalifah untuk dirinya sendiri atau khalifah sebagai personalnya anak Adam, maupun dalam pengertian penguasa dimuka bumi.
Manusia sebagai khalifah yang disandang pada level apapun harus mampu menghilangka  sifat kepura-puraan dalam dirinya. Sifat yang tidak pernah menjadi ganda. Pada satu sisi membuat sebuah terobosan, pada sisi yang lain menerobos laba dan keuntungan pribadi pada apa yang sedang dirancang dan digembar-gemborkan. Jika Kepura-puraan ini merambah dalam berbagai macam level kepentingan, di sa'at itulah manusia kehilangan jati dirinya.
Sangat sedikit sekali seseorang dan sekelompok orang, baik dalam keluarga, masyarakat, bahkan komunitas dalam sebuah negara, maupun antar negara di dunia ini yang ingin  dikenal sebagai dirinya sendiri. Menjadi bangsa yang berdikari atas diri sendiri itu sesuatu, langka, unik, dan satu-satunya dari semiliaran serta ratusan suku bangsa manusia yang ada di dunia ini. Identitas manusia di era modern yang mengandalkan sciense dalam menidentifikasikan sesuatu mengharuskan terikat dengan data yang valid. Induk jari bagi manusia menjadi identitas yang tidak bisa dikelabui oleh setiap orang untuk menipu identitas dirinya.
Sistem kerja pemerintahan dalam mendata dan mencatat sensus penduduk warga disetiap negara cap jempol menjadi identitas utama, bahkan untuk membuka kode transaksi elektronik yang dipraktekkan oleh dunia usaha hari ini menjadikan sidik jari untuk membuka pin transaksional. Dan metode sidik jari juga digunakan untuk mencari bukti yang akurat bagi aparat penegak hukum terhadap orang-orang yang telah di identifikasi sebagai pelaku kriminal dalam masyarakat.
Namun beriringan dengan tehnologi informatika kita lupa dengan sidik jari masing-masing serta keunikan diri manusia yang sudah diciptakan Tuhan beragam bentuk dan beragam keahliannya. Sangking lupanya manusia berusaha sekuat tenaga untuk memperkenalkan dirinya dengan bentuk yang lain. Memaksakan diri tampil beda dengan keunikan. Model seperti ini adalah gaya hidupnya manusia yang kehilangan rasa kepercayaan dirinya.
Disaat dia berada didepan kamera dia berusaha sepalsu-palsu mungkin agar supaya dia benar-benar kehilangan identitas dirinya. Dengan gaya yang dibuat-buat, dengan mimik yang direkayasa, dengan tutur yang diolah se entertainment mungkin agar supaya masyarakat elektronik benar-benar tertipu dengan identitas baru yang dipaksa prematur.
Sebagian besar yang ngotot ingin menampakkan dirinya karena merasa bermanfa'at bagi orang lain, merasa cantik, tampan, berpenampilan menarik, bahenol, montok, gagah, sexi, dan lain sebagainya. Sebagian kecil yang tidak ingin menampakkan dirinya karena memang tidak menginginkan dia dikenal banyak orang sebagaimana orang lain ingin mengenalnya menurut keinginan orang lain, jika tidak sesuai dengan keingin orang lain maka seseorang akan dikomentari miring dan buruk, bisa jadi karena merasa tidak pantas dikenal, merasa jelek, tidak tampan, tidak sexi, tidak bahenol, tidak kaya, tidak pintar, merasa tidak bermanfaat bagi orang banyak, dan merasa-rasa yang lainnya.
Para pegiat entertainment selalu mencari nama baru untuk dirinya. Nama yang tidak tertulis di dalam akte kelahirannya. Padahal setiap kita sudah punya nama masing-masing di dalam KTP. Tidak perlu mencari dan mencantunkan nama yang lain. Bahkan jika nama orang lain ikut dicantumkan dalam KTP, maka ditakutkan kolom nama tidak cukup untuk mengisi data yang lain. Jika di dalam KTP suda tertulis nama kita buat apa pula kita cari nama yang lain dengan penuh rekayasa dan intrik. Jika di dalam KTP kita sudah tercantumkan wajah kita buat apa kita cari muka yang lain, lalu menjadi penjilat bahkan seperti anjing yang menjulurkan lidahnya.
Kegiatan mencari muka sering dilakukan oleh orang-orang yang bermental hipokrit dalam kemunafikan. Tingkahnya baik didepan dan buruk dibelakang. Inilah mental perusak. Namun mental mengguling dalam lipatan inilah yang sering pula diminati oleh banyak orang dan pelakunya disanjung-sanjung sedemikian rupa bak raja yang baru memenangkan sebuah pertempuran besar.
Kalo sudah tercantum nama dan wajah di ktp masing-masing buat apalagi mencari nama dan wajah yang lain, sehingga prilaku menujulurkan lidah serya menjilat seperti anjingpun dilakukan hannya untuk mendapatkan nama dan wajah entertaimnent baru yang penuh trik kemunafikan.
Cukuplah dengan berpenampilan apa adanya dengan gaya yang indah dipandang dan menarik ditatap oleh orang lain, sekedar mengikuti perintah Tuhan "Tuhan suka dengan keindahan" , maka percantiklah diri kalian dengan penampilan yang menarik seadanya dan teduh dengan sikap yang penuh dengan rasa sopan dan santun.
Banyak negara yang kuat tidak bisa menghadirkan keamanan bagi kehidupan umat manusia antar negara. Banyak negara dan suku bangsa yang lemah tidak bersedia menghadirkan kenyaman bersama dalam menata sebuah kenyamanan hidup. Banyak yang terkenal sering tidak bisa menjadi contoh, dan sedikit yang tidak dikenal malah tidak punyai bergaining entertaint untuk dijadikan sebaga pribadi yang layak diikuti.
Ketidak sanggupan ini bukan karena manusia tidak mampu menghadirkan sebuah identitas yang kuat dalam dirinya, melainkan karena manusia kehilangan jati diri iqraqnya. Ketidakmampuan manusia membaca dirinya dan dunia disaat itulah manusia kehilangan keseimbagan, lalu terhempas ketepian kehidupan yang disebakan iqraq tanpa makna serta pengertian tanpa kata. Hal ini akan menghilangkan sidik jari kehidupan sebagai identitas manusia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meraih Gelar Doktor; Muchlinarwati Disabilitas yang Menginspirasi

Melihat Masalah dengan Masalah

SURAT TERBUKA: KEPADA YANG TERHORMAT BAPAK BUPATI ACEH BARAT DAYA