Nasehat Nikah Datoak Majo Nan Sati Bapak Suherman Saleh

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Artinya, “Dan bergaullah dengan mereka dengan baik.” (QS. An Nisa’: 19)


Menikah adalah memulai ikatan dengan sebuah akad. Akad dalam pernikahan termasuk dalam rukun. Ketika akad pernikahan sudah diucapkan, maka ucapan tersebut sudah menjadi milik Tuhan. Artinya, sebuah ucapan yang kita ucapkan dan dipersaksikan oleh para saksi, (saksi di sini wali dari laki-laki dan perempuan) adalah sebuah ikrar atau janji yang mana janji tersebut langsung menjadi milik Tuhan.
Wahai calon pengantin pria, Ananda adalah pemilik atas wanita yang akan ananda nikahi. Istri adalah amanah terbesar dalam hidup seorang laki-laki. Sebagai khalifah di muka bumi, laki-laki mesti mempunyai prinsip-prinsip dasar dari  kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mempunyai sifat pengetahuan ghaib dalam dirinya. 'Alimul Ghaib adalah ilmu yang mampu membaca dengan rasa dan membaca dengan persepsi berdasarkan asumsi-asumsi yang didukung oleh keyakinan terhadap sesuatu objek yang sedang dipahami. Sebagai laki-laki memahami tentang wanita yang sudah dinikahinya harus melalui rasa dengan persepsi yang baik. Dalam bahasa buge ketika mengklsifikasikan kesadaran manusia disebut awareness.
Sebagai laki-laki yang sudah mempunyai amanah terhadap seorang wanita yang sudah dinikahinya, tidak cukup memaknai objek amanah tersebut dengan rasa dan persepsi saja. Namun juga harus diberengi dengan rasa yang dibangun atas dasar merasai dengan pikiran. Memahami wanita yang sudah menjadi amanah baginya mesti di pahami dengan  rasa, persepsi, dan pikiran yang baik.
Membaca dengan rasa, instrumen yang digunakan adalah hati. Membangun rasa dengan hati tentunya rasa yang terbangun sangatlah lembut dan soft. Sementara mehami amanah dengan menggunakan rasa yanh dibangun berdasarkan pikiran, tentunya ilmu pengetahuan menjadi tolak ukurnya. Artinya, laki-laki yang sudah diamanahkan istri baginya harus berpendidikan, cerdas, dan penuh adab dalam prilakunya, cukup cakap dalam bertuturnya.
Anandaku yang saya cintai, sebentar lagi engkau akan mengikrarkan akad pada wanita yang menjadi pilihan hatimu. Ketahuilah wahai anakku, menikah adalah akad yang diucapkan oleh laki-laki didepan para wali dan saksi wanita yang akan engkau nikahi. Sekali lagi ketahuilah wahai anakku, akad nikah yang sebentara lagi akan ananda ikrarkan, diketikapara saksi mengakatan akad tersebut sah, maka seketika itu juga akad yang telah engkau ucapkan dengan niat hatimu terikrar dengan lisanmu, maka akad tersebut, pada sa'at itu menjadi miliki Tuhan.
Wahai anakku, yang sebentar lagi akan menjadi istri bagi laki-laki yang  akan mengucapkan akad nikah kepadamu, walaupun ucapan akad tersebut cuma diikrarkan oleh laki-laki pilihan hatimu, namun ucapak akad tersebut juga menjadi milikmu yang sudah menjadi milik Tuhan.
Sebagaimana yang telah saya sampaikan diawal penyampaian di atas, Akad yang telah menjadi milik Tuhan di sini artinya, akad peneyerahan diri terhadap tanggung jawab masing-masing, baik bagi suami maupun bagi istri. Kedua mempelai berhak memiliki akad tersebut kembali diketika hal tersebut perlu untuk menjadi penengah di sa‘at dalam rumah tangga terjadi kekisruhan. Akad yang sudah menjadi milik Tuhan di sini, menjadi sebuah pembelaan bagi kedua belah pihak, terutama sekali bagi istri. Walaupun akad penikahan diucapkan oleh laki-laki di kala menikah, namun kepemilikan akad tersebut menjadi milik bersama. Kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun akad yang dengan sendirinya sudah menjadi milik Tuhan, namun tetap suami dan istri berhak memilikinya.
Oleh karena akad tersebut menjadi milik Tuhan, walaupun hak menceraikan pasangan di dominasi oleh perempuan. Bukan berarti istri tidak mmemilik hak untuk membela dirinya ketika sang suami melakukan kesalahan. Dalam perjalan hukum Islam yang menyangkut dengan fiqh munakahat, hak-hak istri diatur sedemikian rupa, termasuk di dalamnya hak bagi istri untuk melakukan gugat cerai terhadap suami yang sudah menikahinya dengan alasan yang memenuhi hukum.
Anandaku yang kucintai, di depan kalian berdua sudah hadir petugas pencacatan akte pernikahan buat kalian berdua. Artinya apa, pernikahan yang akan berlangsung adalah pernikahan yang tidak hanya disaksikan oleh wali dari kedua belah pihak. Namun juga dipersaksikan oleh petugas negara yang menangani tentang pernikahan diwakili oleh departemen agama. Tugas mereka hadis di sini untuk mempersaksikan akad yang akan kalian ikrarkan nantinya. Akad yang setelah diucapkan seketika menjadi milik Tuhan akan dipersaksikan oleh petugas kenegaraan. Petugas yang mengurus kalian berdua menikah dan juga petugas yang akan mengurus ketika kalian sedang menaungi masalah dalam rumah tangga.
Ananda yang kami cintai, bangunlah rumah tangga kalian dengan kasih sayang. Manjakan diri kalian berdua dengan rasa yang saling membangun semangat dalam hidup. Hindari sifat pemalas yang mematikan harapan (hopeless), malas dalam segala hal. Raihlah setiap apa yang sudah dikaruniakan Tuhan di alam ini untuk menunjang hidup. Carilah rejeki halal wahai sang suami, jangan pernah engkau membawakan harta yang haram kepada anak istrimu. Sebab makanan yang haram tersebut akan menjadikan masa depan keturunan menjadi tidak baik, oleh karena pengaruh makanan yang haram dalam dirinya. Makanan yang haram ini akan menjadikan penedengaran istri dan keturunanmu menjadi pendengaaran yang mendustakan.
Sebagai orang tua, saya Datok Majo Nan Sati, Suherman Saleh juga ingin menasehati kedua orang tua masing-masing dari kedua belah mempelai, baik keluarga pihak suami maupun keluarga dari pihak istri. Terutama sekali bagi ibu kedua belah mempelai. Di mana dominasi perceraian dalam rumah tangga bagi anak sangat dipengaruhi oleh sifat mencintai seorang ibu kepada anaknya. Akibat sifat menyintai yang tertanam dari diri seorang ibu sehingga ibu lupa dengan kasih sayang.
Kata Cinta dalam bahasa Arab disebut dengan Mahabbah. Cinta merupakan hubungan perasaan yang terjadi antara dua orang yang saling terpengaruh jiwanya untuk saling memiliki. Sudah menjadi tabi’atnya, sifat yang melekat pada cinta adalah merasa ingin memiliki.  Memiliki dengan sepenuh jiwa. Para pencinta sering lupa akan jati dirinya, apalagi cinta yang dibangun tidak berdasarkan pada penglihatan yang baik. Cinta yang dibangun atas dasar kebutaan akan akan menyakiti jiwanya. Cinta yang tidak didasarkan atas rasa kasih dan sayang yang kuat dan luas akan melahirkan rasa yang sangat sempit dalam jiwa anak Adam. Mungkin melebihi sempitnya lobang jarum, jangankan untuk memasukkan benang, sekedar untuk dilewati oleh angin saja sangatlah sulit.
Output dari cinta itu adalah merasa ingin memiliki seutuhnya terhadap objek yang dia cintai, tanpa memandang keterbatasan yang melekat pada orang yang dicintainya. Tuhan adalah zat yang maha memiliki keagungan dan tidak terdapat cela sama sekali pada diri-Nya. Ke maha sempurnaan Tuhan inilah yang menyebabkan tidak pantas melekat pada diri-Nya rasa cinta, sebab makhluk yang diciptakan-Nya tidak akan mampu membalas rasa tersebut kepada Tuhannya.  
Jika melekat rasa cinta pada diri Tuhan, maka akan melekat pula rasa cemburu yang sangat kuat dalam diri-Nya, dari rasa cemburu tersebut akan melahirkan rasa membenci, dan dari rasa membenci akan melahirkan tindakan murka. Ketika Tuhan mulai cemburu amarahnya akan menggelora, jika amarah sudah ditabuh maka kebencian demi kebencian akan terus diantarkan kepada makhluk_Nya di alam jagad raya ini.
Oleh karena kemaha esaan Tuhan, maka sifat yang menjadi dominan baginya adalah Rahman dan Rahim. Filosofi kasih dan sayang inilah yang menjadikan Tuhan menyebarkan rahmahnya keseluruh sentro alam dengan berbagai macam makhluk di dalamnya. Kata rahman dan rahim juga disandingkan oleh Tuhan pada kalimat narasi "basmallah", bismillahir rahmanir rahim sebagaimana kita ketahui bersama merupakan ungkapan awal ketika Anak Adam memulai aktifitasnya. Oleh karena Kedua sifat inilah (rahman dan rahim) yang membuat Tuhan tidak merasa memiliki atas hambanya, walaupun hamba tersebut Tuhan sendiri yang menciptakannya. 
Tentunya ini berbanding terbalik dengan manusia yang melekat rasa cinta dalam dirinya. Sebagaimana keinginan para pencinta yang selalu merasa ingin memiliki seutuhnya objek yang dicintainya tanpa memperdulikan kemampuan rasa membalas cinta timbal balik dari objek yang dicintainya.
Setiap anak Adam yang lahir ke muka bumi, tidak satupun yang terlepas dari kasih sayangnya seorang ibu. Ibu adalah malaikat Tuhan yang dititipkan ke bumi untuk  menjadi perawat, penjaga, dan pengayom bagi setiap anak manusia yang sudah ditakdirkan Tuhan menapaki bumi ini. Ibu adalah orang yang pertama sekali merasa sakit ketika janin cucu Adam yang dipancarkan melalui zuriat yang akhirnya menjadi mani-manikam. 
Mani-manikam ini berkembang menjadi anak manusia yang diberikan batas waktu tertentu mendiami tempat yang sudah disediakan Tuhan di dalam perut seorang ibu dengan sebuah organ yang disebut dengan rahim atau uterus, untuk mengembangkan dirinya. Diri yang berasal dari zuriat Anak Adam menyatu dalam tubuh seorang wanita atau ibu. Pada diri wanitalah terdapat sebuah organ yang dengan segenap aplikasinya mampu menghadirkan tingkat protektif yang sangat ditail dalam rangka membuat sistem pengamanan yang begitu akurat.
Begitu sempurnanya Tuhan menciptakan seorang wanita. Tentunya wanita yang sudah dipersiapkan dan mampu menjadi seorang ibu. Baik ibu yang mampu menyediakan tempat yang layak bagi bayi di dalam rahimnya (rahimnya tidak berasalah dengan kesehatan kandungan), juga  seorang ibu yang mammpu menghadirkan sikap kasih sayang dalam kehidupan nyata setelah anak itu lahir ke dunia.
Hal yang sangat menarik bagi seorang ibu, ketika janinnya berkembangan dengan baik. Sebuah kebahagiaan yang tiada tara bagi seorang wanita ketika Tuhan menitipkan benih-benih zuriat anak Adam dan dibiarkan berkembang dengan baik di dalam rahimnya. Kebahagiaan ini akan bertambah nilainya ketika bayi yang dikandungnya mampu berkembang dengan baik dan lahir ke dunia dengan sehat dan selamat.
Jika rasa cinta yang ditanamkan pada diri seorang ibu, maka suatu ketika nanti jiwa seorang ibu akan berkeinginan untuk memiliki anak tersebut. Berkeinginan memilikinya secara berlebihan. di zaman yang sudah melalui masa post modern ini, berbagai macam cara seorang ibu memiliki anaknya. Ada yang memiliki dengan menjual kehormatan anaknya, anak yang ingin memiliki menguasai sepenuhnya terhadap anaknya, ada yang ingin memiliki dengan menjual anaknya kepada lelaki hidung belang. Prilaku yang sangat miris di jaman modern adalah ketika seorang ibu tega menjadikan anaknya seperti mobil angkutan umum, yang siap menarik sewa dengan setoran kepada ibunya. Cinta yang melekat pada diri seorang ibu adalah cinta mala petaka. 
Seandainya anak tersebut tidak mampu membalas cintanya sebab keterbatasan yang melekat pada dirinya, maka pada sa’at itu juga rasa pada seorang ibu akan berubah menjadi murka, sebab tidak mendapatkan balasan cinta sebagaimana yang diharapkannya kepada  makhluk ciptaan Tuhan yang berkembang dan lahir lewat rahimnya.
Peliharalah cinta yang sudah ada, dan jagalah dia yang sudah setia. Masalah yang sedang dihadapi adalah cara Tuhan menanamkan rasa merindu dalam diri yang sedang bermasalah dengan cintanya. Hindari sifat prosesif dan dominankan sifat romantis. Prosesif dalam cinta hannya melahirkan kelelahan, sementara romantisme melahirkan rasa keindahan.
     Terakhir, sebagai nasehat penutup dari saya, wahai anakku ketahuilah bahwasanya kalian lahir ke dunia ini, pengaruh besarnya adalah sebab ada kedua orang tua kalian berdua. Dari semenjak kecil sampai kalian dewasa dan hari ini dinikahkan yang dipersaksikan oleh keduanya. Alahamdulillah kedua orang tua kalian masih ada dan juga sehat. Dengarlah nasehat terakhir ini anakku, “hormatilah kedua orang tua kalian sebagai pemilik yang datang ketika mereka berkunjung kerumahmu, bukan sebagai pendatang yang menumpang tinggal”.  


 Pendopo Bupati Purwakarta, 29 Desember 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meraih Gelar Doktor; Muchlinarwati Disabilitas yang Menginspirasi

Melihat Masalah dengan Masalah

SURAT TERBUKA: KEPADA YANG TERHORMAT BAPAK BUPATI ACEH BARAT DAYA