NASEHAT NIKAH DATOAK MAJO NANSATI BAPAK SUHERMAN SALEH
Nasehat Nikah Uda Datoak Majo Nan Sati Bapak
Suherman Saleh Pada Akad Nikah Riyan Samutra dan Annisa Kamilah di Gedung
Keuangan Negara Jl. Asia Afrika Bandung
Oleh: Amfat es Dot Fil
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ
لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُم مَّوَدَّةًۭ
وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ
وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya, “dan
diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” QS. Ar. Ruum 30:21.
Bapak ibu sekalian kita bersyukur hari ini,
kita dapat menghadiri dan menjadi saksi pada penikahan ananda Riyan Samutra
dengan ananda Annisa. Amarhum bapak sofyan dan ibu Yurnalis adalah sahabat
saya, saya pernah berkujung ke rumah beliau, maka disa’at beliau meminta saya
untuk menyampaikan nasehat nikah untuk anaknya, tidak ada alasan bagi saya
untuk menolaknya, saya langsung menjawab siap sedia menyampaikan tausiah nikah
untuk ananda kita. Maka dengan demikian bapak ibu sodara sekalian, saya akan
memberikan sedikit nasehat kepada kedua ananda kita yang hari ini akan
melangsungkan akad pernikahan. Pada kesempatan ini, ingin saya menyampaikan
beberapa hal kepada ananda berdua, ketahuilah wahai anandaku, Riyan dan Annisa,
ada tiga hal yang mana ketika melalui bahtera rumah tangga kalian harus
memperhatikannya
Pertama, ananda Riyan Samutra harus bersyukur, hari
ini, ananda akan diamanahkan seorang perempuan yang cantik, shalehah, baik
hatinya, lembut tuturnya, santun prilakunya, kuat agamanya, dan sayang kepada
kedua orang tuanya. Wanita yang
sudah dijaga oleh kedua orang tuanya semenjak kecil
hingga dewasa. Dan juga harus disyukuri bahwa seorang ibu yang telah
melahirkannya dan mengandungnya dengan bersusah payah, sakit yang dirasa tiada
taranya, gelisah jiwa yang selalu dirasakannya, siang
terasa lelah, sepanjang malam merasa gelisah,
setiap detik, setiap waktu, dan setiap harinya, tidak ada yang melewati
perasaan hari seorang ibu ketika mengandung
anaknya kecuali rasa sakit yang selalu hadir dalam dirinya di setiap sa'at.
Rasa yang selalu mengiringi perasaan seorang
ibu, tidaklah selesai dengan rasa sakit saja disa'at mengandung, ditambah
dengan rasa sakitnya ketika melahirkan seorang anak perempuan yang hari ini,
akan dinikahkan dengan pria yang dulunya asing bagi ibunya, dan juga asing bagi
ayahnya. Seorang ibu yang berjuang untuk
melahirkannya dengan cucuran keringat, air mata, darah, dan bahkan nyawapun
dipertaruhkannya. Hari ini, anak yang sudah dilahirkan dan asuh dengan sangat
sabar sehingga anak itu menjadi dewasa, wanita yang kuat dalam segala hal, kuat
mentalnya, kuat fisiknya, dan kuat pemahamannya. Tentunya dengan kekuatan yang
sudah ditanamkan oleh kedua orang tuanya menjadi modal besar bagi ananda Riyan
menaungi rumah tangga dengan mudah, sebab sudah tersedia siap saji wanita hebat
yang akan mendampingi rentang arung kehidupan yang akan dilalui dengan berbagai
macam cobaan yang melanda.
Kedua, menikah adalah mengucapkan akad, artinya
akad adalah ijab kabul yang
diucapkan sebagai ikrar tanggung jawab suami kepada istrinya. Ketika ijab
qabul diucapkan, pada sa’at itu juga beban tanggung jawab berpindah. Perpindahan
tanggung jawab dari seorang ayah kepada seorang pemuda yang akan menjadi suami
baginya. Pertanggung jawaban ini bukan sekedar perpindahan hak mengelola hidup
di dunia saja, namun melebihi dari pada itu, juga menjadi tanggung jawab di
akhirat. Tentunya pertanggung jawaban dihadapan Tuhan yang maha esa.
Tanggung jawab yang selama ini ditanggung oleh
orang tuanya, terutama sekali tanggung jawab seorang ayah kepada anak
perempuannya, hari ini tanggung jawab tersebut berpindah kepada tanggung
jawabya seorang yang siap menjadi suami baginya. Perpindahan tanggung jawab ini
adalah perpindahan pertanggung jawaban amanah. Menjaga amanah bukanlah perkara
yang gampang dilakukan. Amanah sudah menjadi perkara yang berat untuk
dilaksanakan. Ketika amanah
ditimpakan kepada gunung, gunung tidak sanggup memikulnya, lalu
dengan sangat gagah amanah itu dipikul oleh manusia. Amanah adalah salah satu
sifat utama bagi Nabi Muhammad saw., amanah yang harus dipahami adalah teguh
memegang janji. Ketika ananda Riyan mengucapkan akad nikah atas ananda Annisa, pada sa’at
itu juga amanah itu dipikul oleh ananda Riyan Samutra.
Hari ini ananda Riyan Samutra sudah
mengucapkan amanah itu, kepada seorang wanita yang bernama Annisa. Tentunya,
amanah pernikahan adalah amanah yang berawal dari akad nikah. Akad dalam
pernikahan adalah sebuah janji suci, dengan janji tersebut pertanda, ananda
Riyan Samutra sudah sangat siap menggantikan amanah hak urus seorang anak
perempuan, yang dulunya menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya, hari ini
sah menjadi tanggung jawab ananda Riyan yang sudah resmi menjadi suaminya,
lewat prosesi akad nikah yang sudah diucapkan di depan para saksi dan wali di
kedua belah pihak keluarga masing-masing, dan juga disaksikan oleh para
undangan yang hadir.
Ketiga, ananda Riyan Samutra sebagai seorang suami
nantinya, jaga semangat hidup, buktikan kepada Annisa, bahwa ananda Riyan
adalah suami yang mampu merubah hidup jauh lebih baik kepada Annisa, melebihi
baiknya sikap kedua orang tua Annisa ketika mengasuh Annisa dari kecil hingga
dewasa. Semangat perubahan di sini adalah semangat menciptakan rasa kasih dan
sayang kepadanya. Berikan sesuatu yang lebih berharga dalam hidupnya, jangan
pernah mengucapkan kata dan tidak akan pernah melakukan tindakan yang menyakiti
hatinya. Jika kedua orang tua Annisa sudah begitu sabar memberikan nilai-nilai
kasih sayang kepada Anaknya, maka Riyan sebagai suami baginya, mesti
meningkatkan cara mengasihinya. Berikan rayuan kasih sayang kepadanya, berikan
sentuhan cinta dalam jiwanya, sentuhnya hatinya dengan penuh kasih dan penuh
sayang.
Ananda Riyan yang kami sayangi, wanita setelah
dinikahkan harus patuh kepada suami. Perintah suami adalah perintah raja bagi
istri. Ketahuilah wahai anandaku Riyan, istri itu bukanlah asisten rumah
tangga, istri itu bukanlah pekerja pada suami, surat akad nikah yang sudah
ditanda tangani oleh istri bukanlah surat ikatan kontrak kerja, sehingga wanita
yang sudah ananda peristrikan dianggap sebagai pegawai dan pekeraja bagimu,
apalagi dianggap sebagai buruh dalam rumah tangga. Ketahuilah wahai ananda
Riyan, wanita yang telah engkau nikahi adalah sparing partner dalam
hidupmu. Menyakiti sparing parner hidupmu berarti engkau telah menyakiti
dirimu sendiri. Istri adalah cerminan dirimu, jika hatinya merasa sakit, maka
ketahuilah yang sakit itu bukan dirinya, yang sakit itu adalah dirimu sendiri. Rasakanlah
dengan baik dan mendalam, dan lihat bahwa di wajahnya adalah cerminan wajahmu,
di hatinya adalah cerminan hatimu, di pikirannya adalah cerminan pikiranmu. Kamu
adalah dia, dan dia adalah belahan jiwamu.
Wahai anandaku Riyan yang kami cintai, Menjaga
keharmonisan jiwa bukanlah perkara yang gampang, jiwa adalah cerminan dari
keadaan hati. Hati adalah media utama bagi manusia untuk memahami sesuatu yang
suci. Hati adalah perangkat kerasnya manusia di bumi, sementara qalbu adalah
perangkat lunaknya. Dengan qalbu manusia
menangkap sinyal dari langit. Ingatlah baik-baik anandaku Riyan, Hati itu lemah
dari segala hal, mudah sakit, mudah baper, mudah sedih, mudah kecewa, mudah
merasa bersalah, mudah marah dan susah baikan. Maka bagi siapa yang terlalu
memainkan hatinya dia sedang tunduk dan patuh pada sesuatu yang sangat lemah. Anandaku
Riyan yang kami cintai, mesti tahu perbedaan
hati dengan qalbu, seperti berbedanya antara otak dengan akal. Dua organ tubuh yang berbeda bentuk dan tempatnya
ini sifat interval. Jika hati di mana qalbu bersemanyam yang diibaratkan sebagai perangkat menangkap
signal (wif) bersih dan lapang,
maka signalnya kuat, dan jika perangkat menangkap signal menyimpan kekuatan
download jutaan kbps kencang, maka dengan
jutaan download kbps ini akan dengan cepat menangkap
signal dari
langit.
Hati yang sempit itu akan menutup kapasitas download, dan akan menutup kekuatan jutaan kbps. Oleh karena kapasitas downloadnya rendah, atau kapasitasnya berada pada titik angka mencapai nol kbps, maka hati tersebut akan
sangat mudah menyakiti. Bukan karena tidak peka, melainkan karena
kapasitas downloadnya tidak ada. Sebab kapasitas downloadnya kurang hati itu
akan mencerca siapa saja yang tidak sesuai dengan isi dan tujuannya. Dan juga akan dengan mudah melabeli buruk kepada sesama. Tentunya dalam hal ini, hatinya ananda
Riyan sebagai suami harus mempunyai kapasitas download mencapai jutaan kbps,
sehingga apa yang tersimpan dalam hati sang istri pujaan hatinya, dimengerti
walaupun sang kekasih hati sekedar memberi tanda dengan satu kedipan mata. Sehingga
dengan satu kedipan mata saja engkau tahu istrimu tercinta maunya apa.
Ananda Riyan yang kami cintai, mencintai secara
berlebihan terhadap istri bukanlah sifat orang yang bijak, jadilah suami yang
bijaksana. Tuhan menanamkan rasa kasih dan sayang pada akalnya orang-orang
bijaksana, agar supaya tidak ada sifat cemburu dalam dirinya, yang mana oleh
sebab keterbatasan kemampuan objek yang dicintainya tidak mampu membalas rasa
cinta yang telah ditanamkan kepadanya, pada akhirnya akan merubah sifat manusia
dari mencintai, mencemburui dan kemudian membenci. Sebab
kata orang bijak, “hakikat
mencintai adalah kebencian”, sementara hakikat kasih sayang melahirkan rasa saling membangun
sifat memahami dan perhatian.
Oleh sebab saling memahami dengan sifat
perhatian, setiap masalah yang dihadapi akan dicari titik seru, bukan titik
temu, sebagaimana yang diinginkan oleh dirinya saja, melainkan yang dicari
adalah titik seru. Seru mencapai keinginan bersama dan saling menjauhi
sifat introver dalam diri masing-masing anak Adam yang sudah ditakdirkan Tuhan untuk
berpasang-pasangan.
Anandaku Riyan yang kami cintai, silakan kamu
tersenyum kepada siapapun, namun hatimu jangan. Tentunya pernyataan ini mirip
dengan sebuah lagu yang dipopulerkan Ike Nurjannah. Intinya, tersenyum itu harus dimaknai sebagai
mimik dari sebuah komunikasi yang membangun rasa kebersamaan. Bukan tersenyum
yang akan menghadirkan malapetaka dalam rumah tangga. Senyum dalam pengertian
ini adalah senyum yang bermakna humanisme nilai kemanusian, bukan senyum yang
bermakna godaan-godaan yang mampu menukar keadaan. Senyum yang dipaksakan
adalah senyumnya para pelakor kehidupan. Hanya dengan memanfa’atkan senyuman
saja mampu merubah kebahagian menjadi murka terhadap alam. Ananda Riyan, jangan
jadikan senyummu menyakiti hati istrimu yang hari ini sudah bersedia dengan
rasa kasih dan sayangnya menerima akad nikah untukmu.
Terakhir, hidupkanlah, tumbuhkanlah, dan
peliharalah semangat silaturrahim oleh kalian berdua, sambung dan per-erat kembali
hubungan silaturrahim antar keluarga, sebagaimana yang telah dilakukan oleh
kedua orang tua kalian masing-masing. Hindari
semua prasangka buruk yang menimpa atas diri kalian masing-masing. Apalagi
prasangka buruk itu akan membuat keharmonisan dalam rumah tangga terganggu. Jangan muda merasa sakit atas
apa yang menimpa. Jangan pernah menghukumi buruk atas kata yang khilaf terucap.
Jangan pernah merasa benar atas apa yang menjadi keinginan dan harapan terhadap
bagaimana kehidupan masa depan yang kalian cita-citakan bersama.
Wahai anandaku Riyan dan Annisa, ketahuilah
bahwasanya kalian berdua lahir ke dunia ini, pengaruh besarnya adalah sebab ada
kedua orang tua kalian berdua. Dari semenjak
kecil sampai kalian dewasa dan hari ini kalian dinikahkan
yang dipersaksikan oleh keduanya. Alhamdulillah kedua orang tua
kalian masih ada dan juga sehat. Dengarlah nasehat terakhir ini wahai anandaku Riyan Samutra dan Annisa Kamilah, “hormatilah kedua orang tua kalian sebagai pemilik yang
datang ketika mereka berkunjung kerumahmu, bukan sebagai pendatang yang
menumpang tinggal”.
Bandung, 25 Januari 2020
Komentar
Posting Komentar