Workshop Percepatan Studi Mahasiswa Mora 2018 Menempati Janji
Percepatan studi merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan dalam rangka percepatan studi mahasiswa program 5000 doktor yang bertujuan untuk mempercepat penyelesaian tugas akhir bagi mahasiswa.
Program ini adalah upaya peningkatan mutu dosen yang bernaung di PTKIN serta pegawai negeri sipil yang bekerja pada Direktoral Jendral Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia. Program studi doktoral bertujuan membangun potensi kapabilitas akademik, dan profesionalitas perguruan tinggi Islam, serta relevansinya dengan daya saing dunia pendidikan.
Tepatnya, pada pada pukul 16.30 WIB., waktu Bogor, diimulainya pembukaan Workshop Percepatan Studi: Mahasiswa Penerima Beasiswa Studi S3 Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI Angkatan 2016, 2017, 2018, pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di hotel Aston Sentul Lake, Bogor, yang diselenggarakan pada tanggal 6-8 Februari 2020.
Materi-materi yang menjadi objek pembahasan workshop percepatan studi terkait dengan Rambu-rambu Penulisan Karya Ilmiah dan disertasi, disampaikan oleh para guru besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menjadi mentor pada Acara Workshop Percepatan Studi 5000 Doktor Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kamis 06 Februari 2020, program perceatan studi dilaksanakan, ada yang mengira, setelah acara selesai studinyapun tamat, masak iya begitu, kata teman yang lainnya, dan sambil menyeloteh teman yang lainpun ikut mengomentarinya, benar setelah ini kita langsung tamat.
Dialog ini hanya sebagai lelucon saja, menghibur diri, mengingat percepatan studi itu bukan diawali dengan jalan-jalan, tapi keseriusan dalam melakukan penelitian. Percepatan studi adalah upaya bagi pihak penyelenggara beasiswa mendorong mahasiswa doktoral untuk menyelesaikan studinya tepat waktu.
Mengingat mahasiswa program 5000 doktor adalah mahsiswa yang ditugaskan negara untuk memperdalam kajian keilmuan pada tingkat doctoral. Tentunya, proses tersebut untuk meningkatkan potensi akademik pendidikan yang berskala nasional.
Sentul adalah tempat yang dipilih oleh Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai markas percepatan studi. Mengikuti acara yang diselenggarakan selama dua hari penuh dengan berbagai macam program yang telah ditentukan oleh pihak Universitas. Aston Sentul Lake, menjadi saksi utama bagi mahasiswa, jika percepatan studi dimulai dari hotel berbintang merupakan upaya keseriusan terhadap studi.
Sebelum acara dimulai, seperti biasa kebanyakan penghuni hotel, ketika awal mula masuk ke gedung penginapan bertingkat tersebut, pertama sekali yang harus dilakukan adalah check in hotel.
Semua peserta pada antri mengikuti proses administrasi untuk mengambil kamar masing-masing peserta. Sudah menjadi aturan setiap hotel akan menyediakan satu kamar untuk dua orang peserta, penulis sendiri mendapatkan kamar nomor 823 bersama mahasiswa doktoral asal Cianjur Bapak Salman al-Parisi.
Penulis memanggil beliau dengan panggilan abang, atau akang. Mengingat usia beliau lebih tua dari saya. Mahasiswa doktoral yang saat ini berdomisi dan merupakan tenaga pengajar (dosen) pada salah satu perguruan tinggi di kota Lampung.
Menetap sejenak di kamar yang telah ditentukan masing-masing peserta, sambil menunggu jadwal acara pembukaan workshop percepatan studi dimulai, sebagian yang lain mengambil kesempatan untuk menikmati dinginnya kolam renang Aston Hotel, serta sejuknya udara kota Bogor.
Kota Bogor adalah kota yang dikelilingi oleh bukit-bukit yang tinggi. Dari bukit tersebut memancarkan udara sejuk. Udara yang dihasilkan dari proses reboisasi hutan. Sudah menjadi sunnatullah alam, bahwa hawa dari penghijauan hutan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Maka dengan demikian, menjaga penghijauan terhadap hutan belantara merupakan keharusan bagi umat umat manusia. Dengan alam kita belajar, bersama alam kita hidup, di tengah-tengah alam seseungguhnya kita benar-benar menikmati hidup. Alam dan manusia adalah sebuah penyatuan bagi ruh dan jiwa. Alam sebagai jasad, dan okksigen sebagai ruhnya, hutan sebagai badan, reboisasi sebagai jiwa yang merasakan kehadiran_Nya.
Kampus yang baik itu adalah kampus yang menyediakan fasilitas olah raga dengan baik, kenapa perlunya olah raga, menurut Prof. Dr. Jamhari, MA., merankap sebagai direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, olah raga adalah cara terbaik untuk melepaskan beban stres yang ditimbulkan oleh proses penulisan tugas akhir disertasi bagi mahaiswa doktoral, kekesalan tersebut harus dilampiaskan lewat aktifitas olah raga.
Kesal dengan para pembimbing sudah biasa bagi mahasiswa, namun kesal dengan diri sendiri sebab tidak tahu harus menulis apa ini yang harus dipertanyakan, kesal sudah hampir selesai batas waktu studi, bingung mau menulis apa, bingung mau menjelaskan apa, bingung hendak mengungkapkan apa, sulit memnemukan konvergensi anatara ide, teori, dan praksisnya, serta tidak tahu bagaimana mengangkat masalah dari materi yang akan diteliti.
Menurut Prof. Dr. Suwito, MA., (almarhum, Allah yarham) sebagaimana mana disimpulkan oleh salah satu penerima beasiswa program 5000 doktor tahun 2018, yang bernama Salman Parisi. Ada tiga karakteristik disertasi, yaitu harus fokus: pertama, fokus pada sesuatu disiplin ilmu yang akan menjadi bidang keahlian peneliti. Kedua, menemukan teori baru di dalam disiplin ilmu yang sudah menjadi fokus pembahasan. Ketiga, dilakukan secara filosofis. Kajian disertasi dilakukan secara filosofis maksudnya adalah dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip ilmu filsafat yang terdiri dari: kritis, rasional, sistematis, radikal, dan universal.
Prinsip kritis menghendaki penulisan disertasi dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang memungkinkan terhadap tema penelitian. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus bersifat rasional dan sistematis, yaitu harus memiliki keterkaitan rasional dengan tema penelitian. Poin-poin pertanyaan dilakukan secara sistematis yaitu upaya penajaman dari kata kunci pertanyaan sebelumnya.
Poin-poin penelitian ini selanjutnya secara teknis akan menjadi outline penelitian. Bab-bab dalam outline penelitian merupakan uraian jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut yang nanti pada bab kesimpulan menjadi bukti-bukti pendukung terhadap kesimpulan teori.
Sementara radikal menghendaki penajaman pertanyaan-pertanyaan sampai kepada akar masalah. Akar masalah ini yang akan menjadi pertanyaan hipotesis yang mana jawabannya merupakan kesimpulan penelitian yang dibangun atas dasar teori.
Universal menghendaki bahwa kesimpulan penelitian harus bersifat kajian yang dapat dikonvergensikan secara luas dan diterima oleh pikiran manapun.
Selanjutnya Prof. Dr. Didin Saepuddin, MA., yang merangkap sebaga Kepala Prodi doktoral, dan posisi ini menjadikan beliau sangatlah dekat dengan mahasiswa. Profesor yang selalu melakukan verifikasi pada setiap progres lanjutan stiap ujian bagi mahasiswa, mulai dari progres pertama mengajukan draf proposal disertasi, progres WIP I, progres WIP II, progres Pendahuluan, dan progres promosi doctor.
Profesor yang selalu tersenyum saat melayani setiap mahasiswa yang berhajat padanya. Sudah menjadi hal yang sangatlah lumrah ketika meberi verifikasi tetap saja ada kurangnya, minimal mahasiswa kurang dalam mengutip referensi, yang tidak pernah beliau katakan adalah kamu kurang rapi datang kemari.
Profesor Didin Saepuddin mengutarakan, menulis disertasi lebih mudah dari pada mencari istri. Mendengar penjelasan beliau, masak iya, bagi penulis yang mana saat tulisan ini ditulis sudah menyelesaikan progres WIP I belum menemukan seperti apa wajah istri itu.
Berbicara percepatan studi, tentunya bukan menyangkut dengan aktifitas mahasiswa saja, juga dipengaruhi oleh keterbukaan waktu bagi para promotor saat melakukan pembimbingan, yang mana tidak jarang kemungkinan terjadi mis komunikasi antara apa yang ditulis oleh mahasiswa dengan alur pikir promotornya. Proses keseriusan dalam pembimbingan adalah sebuah upaya meluruskan alur penelitian yang bermutu dan layak dibaca dunia.
Salah satu dari mahasiswa candidat doktor mempertanyakan, apakah tidak ada kebijakan dari pihak Pascasarjana untuk membuat kebijakan agar supaya memberi waktu kusus bagi mahasiswa, dan juga menentukan hari pembimbingan, agar supaya mahasiswa tidak mengira-mengira waktu untuk bertemu dengan promotornya. Jadwal inilah yang akan dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk bertemu dan berkonsultasi secara insten, tanpa harus merasa terganggu waktu buat yang lain, kususnya jadwal para profesor.
Salah seorang aktifis quetroom, qoetroom adalah tempat yang disediakan Pascasarjana bagi mahasiswa yang agak serius dalam melakukan penulisan disertasi. Ruang belajar yang bisa digunakan oleh mahasiswa selama 24 jam penuh dimasa sebelum pandemi covid19.
Ada yang mempertanyakan, apakah benar keberadaan quetroom mempercepat proses studi pembelajaran, jika iya maka quetroom harus diperhatikan dengan serius, tentunya serius dalam memberi dan menyediakan fasilitasnya.
Bicara percepatan studi tidak hanya bicara mahasiswa, namun juga sangat dipengaruhi oleh sifat ke welcoman para promotor dalam menyediakan waktu kepada mahasiswa dalam proses pembimbingan. Walaupun demikian, keberadaan qoetroom tidak menjamin percepatan studi, jika tidak ditunjang dengan semangat diri mahasiswa dalam melakukan penelitian.
Menyangkut dengan keluhan mahasiswa dalam proses pembimbingan secara praktis, bapak direktur Sekolah Pascasarjana memberi respon, akan membuat program pembimbingan secara online antara mahasiswa dengan promotornya. Proses pembimbingan face to face yang memakan waktu bagi mahasiswa menjadi proses pembimbingan secara online.
Bagaimana caranya, proses pembimbingan online perlu dilakukan pelatihan dan tehnisnya. Tentunya program ini sangatlah baik dan praktis bagi mahasiswa dalam melakukan proses pembimbingan, artinya progres percepatan studi proses pembimbingan online merupakan proses yang tepat untuk diterapkan, dan ini sangat efisien bagi mahasiswa yang berasal dari berbagai pelosok nusantara. Dan pada akhirnya ketika negeri melanda pandemi corona virus, proses belajar secara online segera diterapkan.
Salah satu pemateri percepatan studi adalah Ibu Dr. Erika Amelia. Ibu Errika adalah penerima beasiswa program 5000 doktor generasi awal, pada tahun 2015. Menurut Dr. Erika Amelia, percepatan studi program doktor tepat waktu selama tiga tahun mesti mepertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Pertama kali adalah memahamkan jika diri adalah mahasiswa tugas belajar tepat waktu, mengambil mata kuliah yang sesuai SK belajar. Kedua, tahun awal kuliah harus dipersiapkan judul penelitian dan proposal, rajin kepustakaan, dan membuat pertemuan dengan melakukan qolloqium bertemu dengan sahabat-sahabat yang lain dan berdiskusi, berdiskusi dengan cara yang tidak biasa, yakni saling menjatuhkan (mengkutili) terhadap apa yang ditulis oleh masing-masing mahasiswa dalam proposalnya.
Pada semester ketiga harus sudah selesai ujian proposal disertasi, dan melangkah dengan ujian-ujian berikutnya seperti Work in Progress (WIP) I dan II, Pendahuluan, dan promosi.
Menurut Dr. Erika Amelia, daa sembilan tip yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Pertama, rajin membaca. Kedua, menulis hal-hal yang penting di folder kusus atau kerancang bahan-bahan yang sudah dikutip dan disimpan dengan baik di lepto. Ketiga, konsultasi secara tersruktur dengan promotor. Keempat, mengikuti setiap saran promotor. Kelima, ikuti dengan istiqamah aturan dan jadwal yang telah ditentukan oleh prodi. Keenam, istiqamah dalam menulis. Ketujuh, insyaAllah khusnul khatimah. Kedelapan, disertasinya insha Allah selesai. Kesembilan, Promosi insha Allah segera akan dilakukan.
Sementara menurut Prof. Dr. Oman Faturrahman, M. Hum., guru di bidang filologi. Ada beberapa catatan yang harus dilakukan. Pertama sekali yang harus diingat adalah beasiswa itu adalah suatu anugerah bagi kita, sebab untuk kuliah doktoral sangatlah mahal bagi kebanyakan dari kita. Sebagaimana halnya diri saya tumbuh dan besar dari keluarga yang sederhana, tentunya upaya kerja keras harus dilakukan. Kemampuan orang tua kami lanjut Profesor Oman hanya mampu membiayai pendidikan di tingkat pesantren saja, dan modalnya sekedar membawa beras untuk perbekalan.
Belajar tata bahasa Arab di pesantren merupakan modal yang sangat besar baginnya untuk melanjutkan studi d Perguruan Tinggi Islam hingga mencapai guru besar. Bekerja keras di Ibu Kota sampai tahun 90-an baru menyelesaikan kuliah di strata satu. Kuliah sambil bekerja dan melakukan apa saja, dari jualan rokok, kaca mata, sampai dengan menjual jam sekalipun dilakukannya.
Beasiswa telah mengantarkan Profesor Oman menjadi bagian dari Universitas Indonesia. Prinsipnya berapaun jumlah beasiswanya yang penting disyukuri. Komitmen pribadinya sesuai dengan hadis Nabi Muhammad saw., “bagi siapa yang mensyukuri yang kecil, dia akan mensyukuri juga pada hal yang besar”. Selama menempuh pendidikan pada pascasarjana, ada hal yang sangat mendukung karirnya, mendapat kesempatan tinggal di lingkungan akademik sangat membantu dalam memperdalam ilmu di bidang filologi. Berada pada lingkungan yang memreming cara berfikir akademik sangatlah membantu dalam proses percepatan studi.
Percepatan studi dengan serius memang menyisakan waktu dalam melakukan penelitian dan menulis. Cara yang mesti dilakukan dengan mengkarantinakan diri selama enam bulan dan fokus menyelesaikan studi.
Pada tahun 2008 mendapatkan tawaran untuk melakukan riset filologi ke Jerman. Selama mendapatkan beasiswa, cara bersyukur hanya dengan menyelesaikan studi segera tepat dengan waktu yang ditentukan. Dan ini mesti diperhatikan oleh penerima beasiswa agar tidak melewati batas waktu yang ditentukan.
Berbeda dengan Profesor Oman, Prof. Jamhari, juga memiliki trik tersendiri terkait progres percepatan studi. Pertama, menurutnya baca pedoman tesis dan disertasi, bagaimana cara mengutip footnote agar hal-hal kecil tidak menjadi perbaikan yang berulang. Kedua, kuasai tehnik pencarian jurnal secara online yang baik agar supaya mudah menemukan referensi.
Langkah utama yang harus dipahami oleh penulis disertasi menyangkut dengan tema adalah menentukan tema yang umum, agar supaya mahasiwa mudah menemukan referensi dan buku-buku bacaan. Dan juga melihat subjek penelitian yang unik, agar mudah menentukan lacuna dan noveltynya.
Ada hal yang menarik pada percepatan studi kali ini. Membedah proposal mahasiswa doctor bapak Abusiri, dengan Judul: “Respon Masyarakat Terhadap Penerapan Syari‘At Islam Di Pamekasan Pasca Deklarasi Gerakana Membangun Masyarakat Islami (Gerbang Salam) Tahun 2002”.
Kritik penguji pada percepatan studi terhadap judul ini berawal dari bagaimana mendudukkan penelitian ini menjadi studi utama yang mana unit analisisnya berbeda dengan penelitian yang lain. Mengingat judul ini sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Menulis latar belakang masalah disertasi harus dimulai dengan kasus yang akan diteliti.
Michael Buhler, yang sudah menulis tentang penerapan syari’at Islam di beberapa kota, penelitian tentang syari’at menurut Buhler sangat terkait dengan politik. Buhler mensinyalir penerapan syari’at Islam sangat terkait dengan politik kekuasaan.
Namun kesimpulan tersebut dibantah oleh Profesor Jamhari, bahwa tidak ada kaitannya antara penerapan syrari’at Islam dengan politik, buktinya periode berikutnya tidak lagi terpilih menjadi pemimpin yang kedua kali. Dalam penulisan disertasi, memilih tema adalah pokok dasar dalam melakukan penelitian, agar supaya terangkai dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Selain menyangkut dengan tema, objek penelitian perlu diperhatikan, baik menyangkut dengan tokoh yang akan diteliti juga menyangkut dengan lokasi penelitian. Ada dua literatur yang harus dipahami pada penelitian ini. Pertama, menyangkut dengan syari’at Islam. Kedua, menyangkut dengan wilayah dan ruang lingkup penelitiannya. Menulis disertasi juga harus dibatasi dengan jarak waktu yang akan menjadi batas penelitian.
Setelah mengikuti workshop percepatan studi, dan membangun diskusi yang sangat konstruktif bersama civitas akademik Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Jakarta, berbagai informasi tentang penulisan disampaikan oleh mentor masing-masing dari kalangan guru besar.
Pada penerapannya sebelum proposal tersebut diseminarkan terlebih dahulu dibedah bersama para profesor. Pembedahan proposal tersebut semata-mata untuk mempertajam kajian penelitian yang diteliti oleh mahasiswa.
Banyak ilmu baru yang didapat dalam menentukan unit analis terhadap penelitian yang akan dikaji. Workshop Percepatan Studi 5000 Doktor Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diselenggarakan tanggal 6-8 Februari 2020 di Aston Sentul Lake Resort and Conference Center, Sentul Bogor, berakhir pada hari juma’at tepatnya pada pukul 21.00 WIB., waktu Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar