RAGAM CORAK LIKU POLITIK KEKUASAAN
RAGAM adalah suku kata yang sering digunakan oleh masyarakat kita untuk mengungkapkan tentang banyaknya corak dalam kehidupan. RAGAM juga dimaknai sama dengan suku kata corak, berbagai macam RAGAM dan berbagai macam corak. Inilah bangsa kita, kaya dengan suku kata, baik dalam skala nasional maupun dalam lingkup kedaerahan. Berbagai macam suku dan bahasa, RAGAM dan corak hampir disetiap daerah dan wilayah sangat dalam pemahaman mereka.
RAGAM juga sering digunakan untuk mengidentifikasi suatu gelombang massa. Sebagai kelompok dari sebuah gerakan sosial misalnya, dengan segenap akronim sesuai dengan gerakan sosial dibidang apa yang sedang dijalankan. Identifikasi sebagai kelompok sosial tidak begitu populer bagi masyarakat, sebab gerakan ini lebih fokus pada kegiatan, dan tidak begitu peduli dengan nama gerakan.
RAGAM juga suku kata yang bermakna corak, berbagai macam ragam, orang Aceh menyebutkan dengan "LE TAT RAGAM". Sama seperti daerah yang lain, masyarakat Aceh juga memaknai kata RAGAM dengan makna corak.
RAGAM Dalam dunia politik bisa juga dimaknai dengan bermacam corak pola pikir masyarakat dalam memahami calon pemimpin yang akan dipilih. Sementara bagi politis sendiri yang menjadi calon pemimpin RAGAM dimaknai dengan berbagai macam cara bak ilah daya, agar masyarakat mengenal dirinya dan populer dikalangan masyarakatnya, sehingga dengan mudah masyarakat pemilih untuk mencoblos namanya.
RAGAM dalam gerakan politik hanya sebagai corak dan cara bagaimana mengumpulkan massa dari tingkat atas sampai pada level yang paling bawah, hingga tingkat lorongpun terdapat berbagai macam RAGAM, yang tujuannya hanya satu, supaya gerakan yang beraneka RAGAM ini menjadi taimeng pemenangan dalam kontestan demokrasi. Pasukannyapun sangat beraneka RAGAM usia dan level pendidikan. Beraneka RAGAM ini bekerja dengan sistematis untukmengawal dan mengantara satu RAGAM saja le singgasana kepemimpinan.
RAGAM dalam makna yang beraneka RAGAM yang tersebar dari segala penjuru negeri akan berakhir kerjanya ketika mampu mempersatukan keaneka RAGAMan masyarakat bersatu dalam satu RAGAM saja. Satu RAGAM yang telah muncul, pada akhinya juga menghilangkan kembali dari berbagai macam RAGAM yang sebelumnya terbentuk dalam jaringa kerja sistem politik. Dikala satu RAGAM ini muncul, maka yang beraneka RAGAM tidak boleh adalagi dan harus dihancurkan agar supaya menjadi satu RAGAM saja.
RAGAM kerja dalam dunia sosial, termasuk dalam menagani musibah yang melanda negeri, harus satu RAGAM saja yang menyelesaikan masalah musibah tersebut. Covid-19 sudah membuktikan tidak akan diberi kesempatan lagi berbagi macam RAGAM ikut memprotek sistem penanganan oleh pemerintah yang sudah merajai satu RAGAM saja, jino saboh RAGAM mantong yang berkuasa, RAGAM yang laen weh aju bejioh.
RAGAM banyak yang kehilangan coraknya, RAGAM hanya cerita masa lau saja, ketika bermacam RAGAM belum bisa disatukan untuk mencapai satu tujuan. Ketika tujuan itu diraih maka yang boleh ada hanyalah satu RAGAM saja, yang lain pelan-pelan yang berbagai macam RAGAM tersebut harus dibuang, dan sampai dalam penanganan bencana musibah coronapun segala macam RAGAM tersebut tidak boleh ada. Menyo le tat RAGAM letat bagi tumpok entek. Pajan tajak tume urus nyan tanyo ka mata saboh RAGAM.
Ketika diingat-ingat RAGAM menjadi tagana juwo ati mbo mangingeknyo.
RAGAM ka gadoh rameune
Kajet ke jame konle aso lhok
Dile cebeh kreh lage bak mane
Jino di sube dipaso lam guni brok
Komentar
Posting Komentar