GEMPA, ZIKIR, GERAK, DAN RESONANSI HATI

اِذَا زُلۡزِلَتِ الۡاَرۡضُ زِلۡزَالَهَا
Artinya, "pabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat".

Gempa pada dasarnya adalah gerak alam yang menghasilkan tanda-tanda bumi ini menampakkan getaran zikir, begitulah ibadahnya jagad raya ini sebagai makhluk ciptaan-Nya. Namun di sa'at makhluk Tuhan yang berbentuk "gerak" berzikir, ada makhluk yang lain merasa terganggu, bahkan merasa takut dengan kehadiran "gerak" zikir makhluk yang diciptakan Tuhan dalam bentuk getaran, tentunya gerak ini adalah makhluk Tuhan yang tidak kasat mata, akan tetapi kehadirannya sangat terasa, bahkan membuat geger isi bumi, kususnya manusia.

Ada beberapa bentuk gerak sudah dibahas dalam ilmu fisika, "gerak" ini setiap tingkat mempunyai daya hubung yang berbeda, sesuai dengan daya yang dihadirkan oleh gerak tersebut. Ada gerak yang berbentuk getaran, ada gerak dalam bentuk gelombang, ada gerak dalam bentuk frekuensi, ada gerak dalam bentuk turning, dan ada gerak dalam bentuk resonansi. Berapa dan bagaimana sistem kerja gerak tersebut, tentunya ini wilayah science yang dapat menjelaskannya.

Gerak yang terakhir adalah berbentuk resonansi, gerak ini sangat cepat dan tidak terlihat cela sedikitpun padanya, tidak ada rekayasa dalam gerakan resonansi ini, semua berjalan dan full conection antara pandangan indra dengan pandangan rasa yang muncul dari dalam kalbu manusia. Hati menjadi alat utama untuk menjalankan gerak  ini, di mana qalbu sebagai media penghubungnya.

Berbeda dengan gerakan dalam bentuk getaran, gerak ini hanya mengantarkan bentuk gerak saja, ya tentunya bentuk gerak yang dapat di rasakan oleh siapapun jika sesuatu itu sedang bergetar. Begitu juga dengan gelombang, frekuensi, turning. Gerakan ini hanyalah gejala pergeseran saja yang hanya cukup indra perasa saja untuk menangkapkannya, seperti kulit, mata, hidung, hati, otak, dan lainnya sebagainya. Yang semua itu adalah perangkat keras bagi manusia.

Gerak resonansi tidak dapat diraba dan dijangkau serta dipahami oleh perangkat keras, sebagaimana disebutkan di atas. Gerak ini butuh perangkat lunak untuk merasakannya. Jika hati dan otak merupakan perangkat lunak pada diri manusia, maka akal dan qalbu adalah perangkat lunak yang mampu menagkap sesuatu yang bersifat kegaiban. Hubungan manusia denga hal yang gaib bukan sebuah hal yang bersifat ketida niscayaan, namun kehadirannya adalah nyata. Nyata dan hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang hidup resonansi akal dan hatinya. Apalagi ketika manusia diciptakan Tuhan yang tidak lain dan tak bukan hannya untuk menyembahnya. Sebagai mana Tuhan berfirman yang artinya “sesugguhnya Ku-ciptakan Jin dan Manusia tidak lain dan tak bukan hanya untuk menyembah kepada-Ku”.

Gerak resonansi ibarat jaringan yang terhubung tanpa melalui alat transformasi kabel. Jaringan yang muncul sangatlah cepat, melebihi kecepatan cahaya. Sudah tiidak adalagi hijab antara perangkat dengan alat tangkap jaringannya, benar-benar tidak pernah terdapat kabel penghubung.
 Analogi ini sangatlah mudah untuk kita pahami hari ini, bagaimana dulunya alat komunikasi masih terikat dengan kabel telkom yang dipasang di setiap rumah. Mengantarkan suara ke wilayah yang jauh harus terhubung dan dikontrol oleh central unit pertelekomunikasian.

Seiring berjalannya waktu, berubah budaya dan sistem berkomunikasi hari ini tidak lagi dipengarui oleh alat penghubung berupa kabel-kabel panjang, dan memasangnyapun butuh waktu yang lama. Berbeda dengan hari ini, tidak perlu lagi berlama-lama mencari alat komunikasi, cukup membeli sebuah android saja, jaringan tanpa kabel sudah bisa dihubungkan.

Wifi adalah perangkat yang menyimpan jaringan dengan berbagai macam kapasitasnya. Semakin besar kapasitasnya, maka semakin kencang daya downloadnya. Wifi adalah jaringan tanpa kabel, tentunya jaringan ini juga butuh perangkat yang lain untuk saling menangkap pancaran jaringan tersebut lewat fitur wifi yang tersedia pada android setiap kita, atau alat elektronik yang lainnya.

Gerak dalam bentuk resonansi sudah tidak memerlukan alat penghubung berupa kabel lagi untuk menangkap gumpalan jaringan yang tersedia lewat fitur-fitur yang ada. Cukup menghidupkan central jaringannya, dan dihubungkan dengan perangkat penangkap signalnya, maka kedua alat tersebut akan mengantarkan pesan-pesan download sesuai kebutuhan orang yang menggunakan alat tersebut. Jika kebutuhannya positif, maka hasil downloadnya akan positif, jika kebutuhannya negatif, maka hasil downloadnya akan negatif.

Alam jaga raya ini, terdiri dari gumpalan-gumpalan wifi, tidak ada satu sisipun di alam ini, terlepas dari jangkauan wifinya sang penjaga alam semesta. Semua jaringan yang mengantarkan hidup kepada makhluk di alam ini terhubung dengan diri-Nya. Dari diri-Nyalah terpancar gerak dalam bentuk resonansi. Gerak resonansi ini memerlukan perangkat lunak seperti akal dan qalbu sebagai alat tangkapnya.

Makhluk terbaik yang diciptakan Tuhan di muka bumi adalah manusia. Dengan  demikian, perangkat wifi terbaik juga ada dalam diri manusia. Terdapat dua hal yang sangat fenomenal dan unik dalam diri manusia, yaitu "akal dan kalbu". Keduanya adalah makhluk Tuhan, dan  bersemayam pada organ tubuh manusia. Akal berada dalam otak, sementara kalbu duduknya di dalam hati.

Otak yang sehat akan menghasilkan pikiran yang gemilang, dan hati yang bersih akan menghadirkan kalbu yang bercahaya. Ketika kalbu sudah kuat dengan pencahayaan ilahi, maka tidak adalagi hijab antara dirinya dengan yang menciptakannya. Ketika kalbu sudah tidak terhijab lagi dengan diri-Nya, akan muncul hasil download positif sesuai dengan kebutuhan fitrah kemanusiaan. Maka jangan pernah heran, orang-orang yang sudah berada pada tingkatan gerak dalam bentuk resonansi dapat memaknai serta merasai gejala-gejala kegaiban yang tidak mampu ditangkap oleh indra kebanyakan orang.

Gempa adalah zikir dalam bentuk gerak. Yang mana gerakan tersebut tanpa dihubungkan dengan kabel atau tali penghubung sebagai pengantar gerak. Gerak zikir yang dilantunkan bumi di pagi hari harus dipahami sebagai getaran resonansi, jika sang maha pencipta sedang menggoda makhluknya agar supaya mereka sadar, jika fajar itu sudah tiba dan manusia harus bersuju kepada-Nya. Mengawali hari dengan beribadhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah sifat hidup yang ditanamkan oleh Islam dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.

Gempa, zikir, gerak, akal, kalbu, dan resonansi kehadirannya mesti selalu  harus dihubungkan dengan nilai-nilai keilahian. Agar supaya melahirkan sebuah gerakan yang menghasilkan aktifitas  bernuansa rahmatal lil 'alamin bagi seluruh isi bumi ini. Tanpa terkecuali siapapun dia dan apapun bentuknya. Asalkan saja makhluk tersebut mendiami bumi dan langit, semua itu harus dipahami sebagai bagian zikir dalam bentuk gerak  resonansi. Tentunya gerak resonansi setiap makhluk berbeda-beda, sesuai dengan fitrah penciptaannya.


Manusia asal penciptaannya adalah makhluk yang terbatas dalam segala hal. Dengan demikian, jangan pernah engkau menaruh hati dalam bentuk cinta kepadanya. Ketika cintamu tidak terbalas oleh karena keterbatasan yang melekat dalam diri manusia, ketika itulah engakau akan mencemburuinya, lalu kemudian engkau akan memarahi, dan berikutnya engkau akan membencinya. Oleh karean itu, resonansi hati merupakan cara terbaik dalam memahami manusia, dengan menghidupkan rasa kasih dan sayang atas dasar keterbatasan yang melekat dalam diri manusia.

Beragama jangan terlalu serius, sebab kita bukanlah orang yang diutus......

Amfat Es Dot Fil, 08 April 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meraih Gelar Doktor; Muchlinarwati Disabilitas yang Menginspirasi

Melihat Masalah dengan Masalah

SURAT TERBUKA: KEPADA YANG TERHORMAT BAPAK BUPATI ACEH BARAT DAYA