Menanamkan Ilmu Pada Akal Bukanlah Perkara Mudah
Menuntut ilmu
itu berat, memasukkan pengetahuan dalam pikiran (akal) bukanlah perkara yang
mudah. Ada dua hal yang harus dimiliki oleh orang yang mempelajari ilmu. Pertama,
memiliki kecerdasan otak atau disebut dengan IQ. Kedua, memiliki kecepatan akal
dalam menangkap informasi-informasi eksternal.
Akal bukan
perkara serba jadi dalam diri manusia. Sama seperti otak harus diisi dengan
makanan dan nutrisi bergizi. Begitulah akal harus diisi dengan ilmu-ilmu
pengetahuan. Semakin tinggi pendidikannya, maka semakin terisi akalnya. Dan
akal ini bekerja sesuai dengan ilmunya. Ahli apapun akan mengikuti
akal(ilmu)nya dalam melakukan pekerjaannya.
Ilmu adalah
salah satu sifat ketuhanan. Pada diri Tuhan juga melekat sifat ilmu, yang
disebut dengan al'-Alimun. Al-'Alimun tertera pada urutan yang ke-19 dalam
al-asmaul husna. Maha mengetahui hanya dimiliki oleh Tuhan, sementara manusia
hanya diberi sedikit saja dari sifat ilmu itu. Dalam sebuah dalil disebutkan
"wama utitum minal 'ilmi illa qaliil", tidak akan kuberikan ilmu itu
kecuali sedikit saja.
Sebanyak apapun
ilmu yang didapati oleh manusia, dan setinggi apapun strata belajarnya, tetap
pada batasan hanya secuil saja. Dengan demikian, tidak ada kesempatan bagi
manusia untuk menyombongkan pengetahuan tersebut, sebab ia hanya mendapati
sedikit saja dari pengetahuan Yang Maha Mengetahui (al'Aliimun).
Sebelum kata
al'-Aliimun pada urutan al-asmaul husna diawali dengan sifat al-fattah (Maha
Pembuka). Jika al-'Alimun berada pada urutan ke 19, maka al-Fattah berada pada
urutang yang ke-18. Pembuka di sini dipahami berbagai hal. Bagi penuntut ilmu
tentu membuka cakrawala berfikir. Cakrawala yang luas tidak akan duduk dalam
diri manusia, jika dia tidak memiliki pengetahuan di dalamnya.
Inilah
maknanya, semakin banyak ilmunya semakin luas akalnya, dan semakin tinggi
sekolahnya semakin tersusun jenjang pengetahuannya. Maka dengan itu, ilmu
adalah pembuka cakrawala. Dan sekolah di sini juga dipahami strata pendidikan
berjenjang, dari kelas satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya akan membentuk
pengetahuan yang terakumulasi dengan berbagai disiplin ilmu. Dan ini juga
berlaku pada pendidikan non-formal, di pesantren atau dayah-dayah misalnya.
Belajar itu berat, sebab ia merupakan aktifitas memasukkan sifat ketuhanana dalam diri manusia. Oleh karena berat, maka lakukanlah atau ajarakanlah ilmu itu dengan cara pelan-pelan, jangan dipaksa-paksa, sebab tidak semua orang mampu dengan mudah memasukkan sifat 'alimnya Tuhan dalam akal manusia.
Selamat atas melekatnya pengetahuan berjenjang pada diri kakak doktor Nuzulul Isna, Ph. D., sebagai manifestasi pengetahuan ketuhanan dalam akal.
Dan selamat
juga oleh karena telah begitu sabar dalam memasukkan pengetahuan dalam jiwa.
Kami tahu ini bukanlah perkara mudah, sebab menuntut ilmu adalah pekerjaan yang
sangat berat. Dan ditambah lagi dengan mengurus keluarga.
Kakak
koe..........kamu adalah wanita yang hebat, yang patut dicontoh oleh
wanita-wanita lain di luar sana. Tentu juga dibalik istri yang hebad siaganya
suami terhebad juga yang dengan begitu sabar telah mendampingi, hingga sampai
pada tahap pengakuan (wisuda) atas pendidikan berjenjang. Banyak waktu yang
kalian korban hanya untuk memasukkan pengetahuan ketuhanan pada akal. Dan pada
tahap ini satu kata buat abang Saed Muhammad Haikal “luar biasa”.
Belajar sendiri ini gampang, tapi belajar bersama keluarga di negeri orang
tidaklah mudah.
Tentunya,
setelah ini berakhir banyak orang menunggu kepulangannmu untuk melanjutkan
proses memasukkan pengetahuan kembali pada generasi berikutnya. Oleh karena
menuntut ilmu itu berat, maka dengan itu hanya satu yang diharapkan kepada
siempunya ilmu "ajarkanlah pengetahuan itu kepada kami dengan sangat
pelan-pelan dan dudukanlah kesabaran dalam hati siempunya ilmu dalam
mengajarkan ilmunya, sebab memasukkan pengetahuan dalam akal sangatlah berat.
Apalagi bagi kami yang memiliki keterbatasan akal, oleh karena nutrisi dari
makanan bergizi yang tidak memadai.
Selamat atas
wisudanya kakakkoe sebagai pengakuan bahwa pendidikan berjenjang Ph. D., telah
usai. Rasa-rasanya tidaklah mungkin kami harus ke Texas Amerika Serikat lagi
mengikuti jejakmu. Biaya untuk ke sana sangatlah mahal. Untuk itu, kembalilah,
pulanglah, dan ajarlah kami pengetahuan dengan pelan-pelan, dan penuh
kesabaran, karena kami memiliki keterbatasan akal.
Jakarta, 30
Juli 2021.....
Komentar
Posting Komentar