Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Masehi dan Hijriyah: Tahun Kebudayaan Bagi Umat Manusia

Gambar
Setiap tibanya awal tahun masehi, manusia memperingatinya secara serentak di-seluruh dunia, tidak terkecuali di negara-negara Muslim. Namun awal tahun peradaban masehi menjadi polemik bagi masyarakat Muslim. Munculnya polemik ini akibat dari argumentasi yang dibangun bahwa, tahun baru masehi miliknya agama di luar Islam. Hal ini, tentulah keliru, mengaitkan tahun dimulainya kebudayaan manusia dengan tahun dimulainya pengembangan agama. Islam telah lahir semenjak alam ini diciptkan Tuhan, sementara tahun penanggalan muncul ketika manusia mulai membangun peradaban.  Ilmu dan sains menjadi tolak ukur masyarakat modern hari ini untuk memahami segala sesuatu. Pengetahuan hanya diukur melalu pembuktian penelitian. Kelompok ini memahami segala sesuatu harus nyata adanya. Positivistik keilmuan dipengaruhi oleh cara berfikir rasionalistik. Filsafat rasionalis adalah produk berfikir Barat yang memicu segala bentuk sekulerisasi dalam kehidupan modern. Namun sebaliknya, tidak semua yan

AKU HANYALAH OBJEK TUHAN

Gambar
Aku hanyalah objek Tuhan, begitu pun semua makhluk beposisi sama denganku. Tuhanku adalah Subjekku, Dzat yang menciptakan semesta. Diantara semua objek Tuhan hanya manusia yang diberikan kelebihan yaitu berupa amanat untuk menjaga dan merawat keberlangsungan semesta. Disini aku pahami bahwa aku tidak boleh menjadikan makhluk selain aku hanya sebagai objekku, meskipun makhluk itu memiliki tugas dunia di bawah satu tingkat atau beberapa tingkat dari diriku.   Aku posisikan mereka semua sebagai subjek yang setara dalam jalinan kemitraanku, meskipun secara kasat mata mereka sebagai objekku. Supirku, pegawaiku, bawahanku dan sebagainya adalah mitra keberlangsungan hidupku di dunia. Aku posisikan mereka sebagai sahabat semesta yang membantu kesempurnaan tugas duniaku. Namun sering kali aku mengekploitasi mereka, hampir tidak pernah berterimakasih hingga berkata kasar kepada mereka. Makhluk macam apa aku ini? Makhluk seperti air aku jadikan sebagai subjek, bukan objekku. Komunikasi ak

Intelektual Religius: Idealnya Pemimpin Negeri Bersyariat

Gambar
Dr. Ir. Tarmizi Abdul Karim, M.Sc. Birokrat yang berasal dari Aceh ini pernah menjabat gubernur di tiga propinsi, gubernur Kalimantan Timur, gubernur Aceh, dan gubernur Kalimantan Selatan. Sebelumnya pernah menjabat sebagai b upati Aceh Utara. Ir. Tarmizi Abdul Karim adalah doktor Ilmu Tafsir Alquran di Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ) Jakarta, salah satu pemimpin setelah dilantik menjabat gubernur Aceh pertama kali menginjakkan kaki di bumi Serambi Mekah bertepatan dengan hari jumat dan kehadirannya berperan langsung sebagai Khatib menyampai khutbah jumat di masjid raya Baiturrahman Banda Aceh. Intelektual asal Aceh ini idealnya pemimpin negeri bersyariat. Namun, keberadaannya seperti tidak penting dikarenakan kemampuan beragama masyarakat yang begitu kental dengan patron simbolik. Sehingga praktek politik korban demokrasi terbuka tidak memberi ruang pembeda antara yang ideal dengan arus terjal politik praktis. Politik demokrasi terbuka sering mengorbankan harapan potensi kepem

Memperingati Hari Ibu: Ini Semua karena Doanya

Gambar
Jangan engkau tanyakan tentang dirimu pada orang lain, sebab mereka akan melihat sisi terburuk darimu. Bertanyalah tentangmu pada ibu yang telah melahirkanmu, dia selalu akan melihat sisi terbaik darimu tanpa cela sedikitpun. Dan menurut ibuku, aku adalah anak yang paling tampan di dunia. Adanya hari ibu bukan karena ia pantas diingat setahun sekali, melainkan memperkuat dalam ingatan di mana keberadaannya diperingati. Barang kali hati-hati setiap kita mulai lupa dengan ibu dikala berbagai persoalan hidup mengitari dirinya.   Arys berguncang oleh karena doa seorang ibu. Tuhan akan mengalah ketika tangan-tangan harapan menengadah ke langit menuntut kejelasan atas anaknya yang telah dilahirkan ke dunia melalui rahimnya. Melalui doanyalah buku ini hadir di tengah-tengah umat, tentunya untuk menebar cahaya ilmu kepada penduduk bumi. Untuk itu, buku ini dipersembahkan kepadanya, karena doa dalam sujudnyalah proses studi ini berjalan dengan baik, sehingga menjadi karya yang dapat dibaca. Har