Intelektual Religius: Idealnya Pemimpin Negeri Bersyariat
Ir. Tarmizi Abdul Karim adalah doktor Ilmu
Tafsir Alquran di Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ) Jakarta, salah satu pemimpin setelah dilantik menjabat gubernur Aceh pertama kali menginjakkan
kaki di bumi Serambi Mekah bertepatan dengan hari jumat dan kehadirannya
berperan langsung sebagai Khatib menyampai khutbah jumat di masjid raya Baiturrahman
Banda Aceh.
Politik demokrasi terbuka sering
mengorbankan harapan potensi kepemimpinan di negeri ini. Terbukanya kebebasan
dalam partisipasi politik yang tidak dibarengi dengan kemampuan memahami bagi konstituen
dalam melihat
potensi kepemimpinan membuat Aceh terus terpuruk dengan dirinya sendiri.
Putra terbaik Aceh ini pernah menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Dalam Negeri bidang Ekonomi dan Keuangan. Pengalaman birokrasi sosok yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia tidak diragukan lagi.
Seabed pengalaman kerja dan jabatan yang ditekuninya tidaklah menjadikan sosoknya elit dalam berkomunikasi, kelembutannya dapat dirasakan dengan baik tatkala menyapa.
Buku “Transformasi Nilai Islam Menuju Pemikiran Politik Nasional” merupakan pemikiran tokoh Aceh yang pernah menjabat sebagai gubernur Aceh di awal-awal kemerdekaan Republik Indonesia.
A. Hasjmy menjadi gubernur bukanlah hasil pemilihan umum, melainkan gubernur yang ditunjuk oleh pemimpin tertinggi di negeri ini. Jabatan gubernur yang dipikul olehnya bukan hanya bertujuan untuk membangun negeri yang sudah matang dari segala bidang.
Aceh pasca perang dengan penjajahan Belanda dan Jepang telah menjalani
problem politik internal. Pemberontakan Darul Islam merupakan konflik disentegrasi
kebangsaan. Ditunjuknya A. Hasjmy sebagai pemimpin negeri yang telah
porak-poranda pasca perang memiliki talentanya sendiri.
Aceh sebagai wilayah yang prototipe masyarakatnya sangat kental dengan
ke-islaman, negeri peninggalan para raja ini telah kehilangan arah melihat masa
depan. Dengan ditunjuknya A. Hasjmy sebagai gubernur Aceh menjadi jalan keluar
buntunya arah perdamaian konflik kebangsaan yang terlalu dini memahami bahwa
negara Islam jauh dari harapan tatkala Indonesia berdiri berdasarkan ideologi
pancasila.
Begitu juga dengan konflik politik sektarian yang dibangun elit ketika
kontestasi demokrasi tahunan dimulai pasca perdamaian Mou Helsinki mendatangkan
ketegangan pada masyarakat bawah. Perebutan kekuasaan telah membawa suasana
permusuhan internal. Konflik ini bukanlah melawan musuh, melainkan melawan
dirinya sendiri.
Senjata yang seharusnya telah terkubur bersama perdamaian, suaranya hadir
kembali bak bisikan hantu yang tidak diketahui bentuknya, namun horornya
terbawa bersama manisnya madu dunia, kekuasaan tanpa rasa.
Proses politik pasca perdamaian Helsingki kembali memunculkan dentuman traumatis bersama
suara senjata yang siap mengancam nyawa masyarakat serta lawan politik dikala
merebut kuasa.
Pilkada Aceh tahun 2012, ketegangan politik sangat mengemuka. Bukan perang
bersenjata, namun perang politik terkait dengan pencalonan gubernur jalur
independen. Gemuruhnya politik tingkat elit terbawa kembali asa konflik yang
sebelumnya telah tertolak bersama ditanda tanganinya klousul perdamaian.
Suasana ini bagaikan terulangnya konflik disentegrasi kebangsaan diawal kemerdekaan. Sehingga dengannya Pemerintah Pusat perlu mengambil langkah ishlah internal di dalam negeri.
Dengannya dilantiklah A. Hasjmy sebagai gubernur refresentatif masyarkat Aceh yang nota bene adalah Muslim yang taat dan menjadikan agama sebagai penempuh jalan keluar dari segala persoalan, termasuk persoalan perang.Mengemukanya konflik politik demokrasi terbuka pasca perdamaian Helsinki memancing
kembali peran Pemerintah Pusat untuk mengambil langkah agar pertarungan politik
tingkat elit dapat diredamkan dengan hadirnya sosok pemimpin baru yang
menyejukkan hati setiap orang yang bertikai, dan dengannya mengantarkan
ketentraman.
Melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor
5/P/2012, pada Tanggal 10 Februari 2012, Dr. Abdul Karim dilantik menjabat gubernur
Aceh oleh Mendagri Gamawan Fauzi, di gedung Kemendagri di Jakarta.
Walaupun pejabat gubernur bersifat sementara, namun dengan kehadiran sosok
yang menyejukkan telah merubah ketegangan politik yang sebelumnya dipahami
sebagai ajang perebutan kekuasaan menjadi ajang pertarungan program.
Dan tidaklah berlebihan penulis menyimpulkan. Prof. A. Hasjmy dan Dr. Tarmizi
Abdul Karim telah membawa pesan damai dalam sejarah konflik di Aceh. A. Hasjmy
hadir sebagai tokoh peredam konflik disentegrasi kebangsaan, sementara Dr.
Tarmizi Abdul Karim hadir sebagai sosok yang mengantarkan kesejukan di tengah
ganasnya kepentingan elit dalam memahami kontestasi politik pasca perdamaian
Helsinki.
Buku yang saat ini telah berada di tangan Dr.Tarmizi Abdul Karim adalah “pemikiran
politik” tokoh penting Aceh yang telah membawa konsep wasatiah dalam
memahami politik kebangsaan.
Prototipe negara Islam menurut A. Hasjmy tidak sepenuhnya bersifat
integral, dan juga tidak bersifat sekuler, namun keberadaannya adalah moderat (symbiotik).
Moderasi politik Islam perlu dipertegas. Dengan itulah buku ini hadir untuk
menunjukkan kepada dunia bahwa moderasi politik Islam telah dimulai dari Aceh
sejak sebagian tokoh di negeri ini mulai membenturkan antara Islam dan negara,
atau politik diawal kemerdekaan.
Dengan demikian, kehadiran buku ini sangatlah penting untuk menjawab
problem kebangsaan yang sepertinya masih belum tuntas diperdebatkan.
Komentar
This state 김제 출장마사지 is the only state that is in the state where online 충청북도 출장안마 casino 양주 출장샵 gambling is legal. There 충주 출장샵 are some online gambling What is the best state in the world to gamble in?Who 광주 출장샵 can bet at a casino online?
Posting Komentar