JODOH ADALAH ANUGERAH TUHAN UNTUK MU
النِّكَاحُ من سُنَّتِي فمَنْ لمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِي
فَليسَ مِنِّي، و تَزَوَّجُوا؛ فإني مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ، و مَنْ كان ذَا
طَوْلٍ فَلْيَنْكِحْ
"Nikah termasuk sunnahku. Barangsiapa tidak
mengamalkan sunnahku, ia tidak termasuk golonganku. Menikahlah kalian, karena
aku bangga dengan banyaknya umatku. Barangsiapa memiliki kemampuan untuk
menikah, maka menikahlah". (HR Ibnu Majah).
Hadis di atas tidak hanya perintah
untuk melangsungkan pernikahan, melainkan juga untuk memperbanyak populasi
manusia di muka bumi. Rasul tidak hanya berkata bagi yang melangsungkan
pernikahan telah mengamalkan sunnahnya, melainkan juga sudah menjadi bagian
dari rencana Tuhan yang mula-mula menciptakan Adam lalu kemudian manusia
berkembang lebih banyak.
Setiap kita akan menikah
dengan jodohnya, persoalan ini terkadang rumit bagi sebagian orang dan
terkadang mudah. Rumit dan mudah dengan jalan hidup masing-masing. Menikah dengan
jodohnya. Artinya, tidak ada seorang pun yang memiliki kapasitas untuk
melakukan intervensi atas jodoh seseorang. Dan ia akan menikah dengan siapa pun,
siapapun dia yang telah ditentukan Tuhan untuk menjadi pasangan hidupnya.
Jodoh menurut Dr.
Suherman Saleh, MSc. Ak., CA adalah anugerah dari Tuhan. Anugerah ini harus
dijaga dengan baik. Keliru jika ada yang mengatakan jodoh itu adalah usaha
seseorang untuk mendapatkannya. Sebab tidaklah apa yang diusahakan itu tanpa
ketentuan Tuhan atas dirinya.
Langkah, rejeki,
pertemuan, dan maut. Ada dimensi yang harus dipahami dalam konteks ini. Dimensi
nasut, dan dimensi lahut. Manusia hanya memiliki perencanaan dan
strategi, namun kesimpulan akhir ada pada ketentuan Tuhan. Dimensi nasut hanya
dapat melakukan perencanaan-perencanaan dan strategi atas apa yang menjadi
ekspresi jiwanya, melalui khayal seseorang ia merencanakan sesuatu.
Langkah sebagai wujud
strategi dalam merencanakan sesuatu, dan tidak dituntut berhasil untuk
memperolehnya. Artinya, manusia hanya diberi kemampuan mutlak atas perencanaan
tetapi tidak memiliki otoritas keberhasilan atas apa yang direncanakan
tersebut. langkah yang ditempuh belum tentu menjadi rejeki baginya.
Begitu juga dengan
pertemuan (jodoh), Tuhan telah menentukan dengan siapa engkau akan menikah, dan
juga telah menentukan waktunya. Betapa banyak yang berkata jodohku adalah
usahaku. Unkapan ini tidaklah benar, sebab manusia hanya memiliki rencana tapi
tidak mempunyai hak penuh untuk mendapatkan apa yang direncanakan. Pasangan hidup
adalah misteri, sebagaimana halnya rejeki dan kematian.
Jodoh bukan hanya terkait
dengan pasangan hidup dalam pengertian pernikahan, tapi juga dapat diartikan
dalam bentuk yang lain, termasuk orang-orang yang hadir pada setiap momen apa
pun yang dialami oleh setiap orang, baik pendidikan, pekerjaan, karir, dan
sebagainya. Dan hari ini pada pernikahan ananda Slamet Koswara dengan Inong
Saryana kita telah berjodoh, sehingga orang-orang berdatangan dari berbagai tempat
untuk menghadiri acara seremoni akad nikah tanpa ada halangan apa pun.
Pada pesan-pesan
pernikahan ananda Slamet Koswara dan Inong Saryana, yang berlangsung pada
tanggal 22 Mei 2022 di Lippo Cikarang Bekasi, Dr. Suherman Saleh, MSc, Ak., CA menyampaikan tiga hal. Pertama, jodoh itu adalah
anugerah dari Allah swt., ketika engkau mendapatkannya maka jagalah ia dengan
baik. Bagi siapa perintah menjaga ini, bagi keduanya, baik suami maupun istri.
Bagaimana cara
menjaganya, ikuti petunjuk yang telah diajarkan oleh agama. Ada kewajiban yang
harus dipenuhi oleh suami terhadap istrinya. Kewajiban ini hanya berlaku untuk
suami, kewajiban memberi nafkah lahir dan bathin, kewajiban memeuhi sandang dan
pangan, termasuk kewajiban bagi suami untuk membawa istrinya ke tempat-tempat
yang indah (taman-taman rekreasi atau wisata), wisata yang paling baik adalah
selaman ilmu, maka ajaklah istrimu dan jadikanlah rumahmu sebagai taman ilmu
sehingga engkau menyuguhkannya taman syurga bukan lubang neraka. Rekreasi terbaik
adalah ajaklah istri dan anakmu menunaikan ibadah haji dan umrah.
Suami berkewajiban
menghadirkan taman syurga untuk istri
dan anaknya. Taman syurga dunia dengan mencukupi kebutuhan istri dan anakmu
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Taman syurga ini bukan hanya mencukupi
sandang, papan, dan pangan saja melainkan juga perlakukan istrimu dengan cara yang
baik. Ketika seorang istri mendapati perlakuan yang baik dari suaminya, maka
terimalah itu sebagai anugerah berterusan yang diberikan Tuhan padamu.
Jangan pernah mengajak
istri dan anakmu menuju jalan ke neraka. Neraka dunia adalah memberikan
perlakuan yang buruk pada istri. Melepaskan istri dari neraka dunia dengan
memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarinya dari kelaparan, tidak
memperlakukannya dengan kasar yang menimbulkan luka dalam dirinya, baik dengan
kata-kata dan tindakan. Dan juga tidak kalah pentingnya menjaga istri dan anak
dari neraka akhirat.
Kedua, mengalihkan fungsi amanah. Memelihara anugerah
dengan menjaganya dengan baik, sebagaimana ia telah dijaga dengan baik oleh
orang tuanya. Melalui pernikahan kedua orang tuanya telah menitipkan amanah
penjagaan tersebut kepada orang yang sebelumnya asing bagi mereka dan anaknya.
Kepada orang yang sebelumnya asing bagi mereka telah dipercaya menitipkan
anaknya, sebuah kedhaliman besar jika kamu mengkhianati amanah tersebut.
Ketiga, menghidupkan silaturrahim. Persoalan
silaturrahim sering menjadi masalah besar bagi pasangan suami istri. Pernikahan
bukanlah tembok penghalang untuk melanjutkan hubungan istri dan suami dengan
orang-orang yang dekat dengannya, baik sodara, sahabat, kolega, dan yang
lainnya.
Justru pernikahan telah
membuka pintu silaturrahim yang lebih besar lagi. Dua keluarga besar dengan
sendirinya terjalin setelah akad nikah diucapkan. Maka dengan itu, jangan
pernah menghalangi istrimu untuk terus menjaga dan memper-erat hubungan
persaudaraan baik dengan keluarga, sahabat, kolega, dan yang lainnya. Begitu juga
dengan suami, bukan berarti setelah akad nikah diucapkan telah berhenti
hubungan baik dengan sodara dan terutama pada kedua orang tuanya.
Sesuatu yang harus
diperhatikan oleh suami dan istri adalah memberi kembali waktu pada keduanya
untuk sesekali mereka reunian dengan sodara dan sahabat-sahabat lamanya, baik
sahabat kecil, sahabat sekolah berbagai jenjang, sahabat sepekerjaan, dan yang
lainnya. Ketika kran ini saling membuka hal yang harus diperhatikan lebih utama
adalah menjaga perasaan pasangan dibandingkan menjaga persaan orang lain.
Melalui pernikahan ini telah
terjalin persaudaraan dua keluarga besar yang berbeda suku, suku Aceh dan suku Sunda.
Tentunya banyak hal yang harus diperhatikan dalam menjalin silaturrahim, budaya
telah membentuk jiwa seseorang. Memahami karakter antar budaya dibutuhkan
pemahaman human relationship yang memadai, sebab manusia selalu mencari
makna terhadap lingkungan yang dihadapainya. Makna-makna inilah yang harus
diberikan dalam membangun silaturahim.
Akhirnya, melalui
pernikahan dapat kita ambil pelajaran besar, bahwa setiap anugerah harus dijaga
dengan baik, dan menjaganya adalah kewajiban utama bagi suami dan istri. Melalui
akad, amanah terhadap anak bagi orang tua dialih fungsikan kepada seorang
suami. Dan melalui pintu pernikahan telah terbuka wahana silaturrahim (persaudaraan)
di mana keduanya baik suami maupun istri wajib menjalin dan menjaganya dengan
baik.
Lippo Cikarang, Bekasi,
Jawa Barat, 22 Mei 2022.
Komentar
Posting Komentar