DOMINASI SIFAT ANAK TURUN DARI IBU

Diutusnya Nabi Muhammad saw ke dunia tidak lain dan tidak bukan untuk memperbaiki akhlak manusia. Perkara etika dan moral adalah masalah krusial dalam kehidupan, siapapun dia,  dari manapun asalnya, dan seburuk apapun peringainya ia tetap ingin diperlakukan dengan baik. 

Perlakuan ini hanya muncul dari sifat baik pula. Tidak hanya sampai di situ, keinginan diperlakukan lebih baik diinginkan dalam berbagai bidang, baik itu politik, sosial, ekonomi, budaya, adat istiadat, bahkan terkait dengan persoalan agama. Siapapun dia dan apapun agamanya ia menginginkan perlakuan yang baik.

Manusia terlahir ke dunia telah membawa dua bentuk, bentuk raga dan bentuk sifat. Raga membawa banyak perbedaan, Tuhan telah menciptakan manusia berbeda jenis, bentuk, suku, dan bangsa bertujuan untuk saling mengenal. Mengenal yang dimaksud di sini adalah tersambung peradaban yang terpadu dan menyeluruh sesuai dengan lintas bidang.

Manusia juga diutus ke bumi menapaki sifat yang berbeda-beda, sifat ini dapat dipengaruhi dari latar belakang geografis, sosiologis, dan budaya. Terdapat perbedaan sifat bagi yang hidup di daerah tropis, daerah dingin, wilayah yang menempati dua musim, dan juga wilayah-wilayah tertentu lainnya. Lingkungan mempengaruhi watak, prilaku, dan tindakan. Sebab manusia mengikuti lungkungan yang mengitarinya.

Kehadiran Nabi Muhammad di dunia juga membawa dua bentuk, bentuk fisik dan bentuk sifat. Nabi memiliki bentuk fisik yang sempurna, dan juga memiliki sifat paripurna, sehingga Nabi disematakan padanya sebagai hamba. Satu-satunya manusia yang disebut sebagai hamba (bi'ibadihi) adalah Nabi Muhammad, dan ini telah disebutkan dalam surat al-isra .

Perjalanan Isra' Mi'raj telah membawa ibrah peradaban. Peristiwa ini dipahami satu digit dan disampaikan menuju kecerdasan pada umat. Menurut buya Sarkawu, perjalanan isra' tidaklah berbicara azab neraka, sebagaimana sering diceritakan dalam ceramah-ceramah keagamaan, bahwa dalam perjalanan Nabi menemukan cuplikan-cuplikan azab neraka seperti ada orang yang dipotong lidahnya, kemaluannya, dibakar badannya, dan berbagai macam bentuk-bentuk penyiksaan.

Perjalanan isra telah tersambung riwayat peradaban, dalam perjalanan isra Nabi Muhanmad dipertemukan dengan Nabi-Nabi terdahulu yang telah mencapkan napak tilas tauhid di bumi. Dalam perjalanan isra telah terjalin silaturrahim antar Nabi yang membawa pesan peradaban pada umat ini. Silaturrahim adalah pola yang dapat ditangkap dari perjalanan Isra' Mi'raj, sebelum perintah shalat diterima oleh Nabi dari Tuhan.

Nabi Muhammad telah hadir dalam bentuk fisik yang terbaik, dan hadir dalam bentuk sifat paripurna. Bentuk fisik yang terbaik, Nabi lahir dengan gestur tubuh yang gagah, tampan, dan perkasa. Terbaik dalam bentuk fisik juga telah diceritakan di dalam hadis-hadisnya. Dan ini dapat dilihat dalam kitab-kitab hadis seperti Sunan Tirmidzi misalnya. Di dalamnya banyak menceritakan tentang fisik Nabi dari ujung rambut sampai ujung kuku. 

Kehadiran Nabi juga membawa sifat yang baik, dan sesuai dengan hadis yang populer disampaikan "ana bu'itstu li utammima makaraml akhlak", tidaklah saya diutus ke dunia kecuali untuk memperbaiki akhlak (Sifat siddiq, amanah, fathanah, dan tabligh). 

Kehadiran Nabi dalam bentuk fisik telah diperingati umat ini, dan kehadiran Nabi dalam bentuk sifat juga diperingati oleh umat ini. Bahkankah setiap tahun dalam rentan waktu yang sangat lama, berabad-abad lamanya telah diperingati secara terus menerus. Kehadiran dalam bentuk fisik diperingati pada momen mauludan, begitu juga dengan kehadiran dalam bentuk sifat diperingati pada momen peringatan Isra' Mi'raj.

Kedua bentuk kehadiran ini, bentuk sifat yang dominan harus ditanamkan pada diri umat ini, sehingga dengannya membawa peradaban. Sebab ini adalah cita-cita umat manusia sepanjang hidupnya. Dari era keemasan Yunani hingga saat ini manusia terus membangun peradabannya dalam berbagai bidang kehidupan.

Nabi Muhammad telah hadir dalam bentuk fisik yang terbaik, dan hadir dalam bentuk sifat paripurna. Bentuk fisik yang terbaik, Nabi lahir dengan gestur tubuh yang gagah, tampan, dan perkasa. Terbaik dalam bentuk fisik juga telah diceritakan di dalam hadis-hadisnya. Dan ini dapat dilihat dalam kitab-kitab hadis seperti Sunan Tirmidzi misalnya. Di dalamnya banyak menceritakan tentang fisik Nabi dari ujung rambut sampai ujung kuku. 

Kehadiran Nabi juga membawa sifat yang baik, dan sesuai dengan hadis yang populer disampaikan "ana bu'itstu li utammima makaraml akhlak", tidaklah saya diutus ke dunia kecuali untuk memperbaiki akhlak (Sifat siddiq, amanah, fathanah, dan tabligh). 

Kehadiran Nabi dalam bentuk fisik telah diperingati umat ini, dan kehadiran Nabi dalam bentuk sifat juga diperingati oleh umat ini. Bahkankah setiap tahun dalam rentan waktu yang sangat lama, berabad-abad lamanya telah diperingati secara terus menerus. Kehadiran dalam bentuk fisik diperingati pada momen mauludan, begitu juga dengan kehadiran dalam bentuk sifat diperingati pada momen peringatan Isra' Mi'raj.

Kedua bentuk kehadiran ini, bentuk sifat yang dominan harus ditanamkan pada diri umat ini, sehingga dengannya membawa peradaban. Sebab ini adalah cita-cita umat manusia sepanjang hidupnya. Dari era keemasan Yunani hingga saat ini manusia terus membangun peradabannya dalam berbagai bidang kehidupan.

Nabi telah membangun sifat pada umat ini, dan Tuhan pun berencanakan demikian. Melalui kehadiran Nabi Muhammad sifat-sifat baik diturunkan. Dan inilah, salah satu alasan menurut buya Sarkawi dicabutnya keturunan dari Nabi dari pihak laki-laki, sebab laki-laki tidak dominan menurunkan sikap pada generasi berikutnya. Laki-laki hanya menurunkan nasab, dan tidak dominan menurunkan sifat. Sifat dominan bagi anak diikuti melalui wanita (ibu).

Sayyidah Fathimah Azzahra adalah satu-satunya turunan Nabi yang tersisa, dan menjadi perempuan mulia yang pernah ada dipermukaan bumi. Melalui Sayyidah Fathimah keturunan Nabi berkembang ke sentro dunia. Dan Sayyidah Fathimah telah menjadi ibu yang baik dan mentauladani. Melalui Sayyidah Fathimah dominasi sifat-sifat baik diturunkan pada anak zuriatnya. Dan ini juga harus dimiliki oleh perempuan-perempuan lainnya, sehingga dominasi sifat baik turun pada keturunan masing-masing.

Menjadi ibu bagi perempuan mendapati keistimewaan tersendiri. Sebab dari tangan perempuanlah sifat-sifat itu diturunkan bagi manusia secara turun temurun. Artinya, peradaban berdasarkan sifat baik, dominannya turun dari ibu yang baik. Jika perempuan itu baik, maka baiklah dunia ini, dan jika perempuan itu buruk maka buruklah dunia ini. 

Sifat baik akan turun melalui jalur wanita (ibu) kepada anaknya. Sementara nasab dominasi dari laki-laki. Maka dengan itu, perhatikanlah wanita-wanitamu. Dan para wanita perbaikilah sifatmu sebab anak itu akan mengikuti sifat ibunya. Adapun laki-laki hanya menurunkan nasab  saja, terkadang juga mempengaruhi sifat.

Bener Meriah, 3 Juni 2022.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meraih Gelar Doktor; Muchlinarwati Disabilitas yang Menginspirasi

Melihat Masalah dengan Masalah

SURAT TERBUKA: KEPADA YANG TERHORMAT BAPAK BUPATI ACEH BARAT DAYA