LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK)
pemimpin di masa yang akan datang. Di tangannya pemuda urusan umat dibebankan, dan pada kekokohan pijakan pemudalah problematika berbangsa di amanatkan.
"Syubbanul yaum rijalul ghad. Fi yadikum amrul Ummah, wa fi aqdamikum hayatuha".
Jauh-jauh imam Syafe'i telah mengingatkan terkait dengak potensi kepemimpinan ini, sebagaimana ia mengungkapkan "Ta'allam qabla antar 'asy, faidha ra'asta fala sabila ilat ta'allum. Belajarlah kalian sebelum jadi pemimpin, sebab kalo sudah dibebankan kepemimpinan tidak sempat lagi untuk belajar.
Ajaran terkait dengan kedisiplinan telah berlangsung lama. Artinya, disiplin adalah ajaran atau ilmu tertua dalam sejarah peradaban manusia. Ilmu disiplin pertama kali diajarkan Allah pada Nabi Adam, ketika Adam dilarang untuk mendekati sebuah pohon yang disebut dengan Khuldi. Akibat dari ketidakdisiplinan tersebut Adam diusir dari syurga. Inilah sejarah penanaman disiplin pertama pada manusia telah berlangsung sejak di syurga.
Sebagai konsekuensi dari tidak disiplin telah menimbulkan problem di masyarakat hari ini, maka dengan itu tindakan tidak disiplin dalam pandangan agama adalah tindakan yang haram dan perbuatan tersebut dianggap berdosa. Sehingga, dikala Nabi Adam melanggar larangan Tuhan, dengan perbuatan tersebut Adam harus bertaubat dan meminta ampun sebagaimana Tuhan telah mengajarkannya.
"Rabbana dhalamna amfusana wa illamtaghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khasiriin"
Hal inilah yang ditanggung Adam, akibat dari tidak disiplin. Begitu juga dengan sistem kehidupan dalam hidup bernegara, tanpa kedisiplinan dalam tata kelola pemerintahan, maka negara tidak berjalan dengan baik. Kenapa terjadinya kemunduran pada sebuah bangsa, sebab hilangnya kedisiplinan terutama sekali kedisiplinan dalam lingkup pemerintahan, yakni pemimpin.
Akibat dari ketidak disiplinan, maka muncullah berbagai kecurangan dalam sistem pemerintahan seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kecurangan ini berkonsekuensi hukum atas pelakunya, sebagaimana konsekuensi hukum yang diterima Nabi Adam ketika melanggar larangan Tuhan diusir dari syurga. Karena itu dianggap kesalahan atau dosa, pelaku kecurangan dalam tata kelola pemerintahan harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.
Tuhan telah bersumpah demi waktu selama putarannya berlangsung. Dalam waktu dua puluh empat jam waktu terus mengancam kinerja manusia. Allah bersumpah demi waktu dhuha, waktu malam, waktu 'ashar, dan waktu siang, demi matahari dan bulan yang digunakan sebagai media perhitungan waktu tahunan. Artinya, waktu dengan putarannya menyuguhkan peluang-peluang dan juga menyuguhkan ancaman bagi orang-orang yang berakal.
Kedua, iman. Bagi pemimpin ia harus memiliki iman, sebab ini adalah persoalan mendasar pada diri manusia. Pemimpin yang beriman akan selalu merasa diawasi keberadaannya oleh Allah. Tidak hanya merasa diawasinamun juga merasa yakin jika keberadaannya terpantau oleh wifi langit. Begitu juga ketika ia melaksanakan kepemimpinannya selalu berpatokan pada aturan yang berlaku serta menganut asas kebijaksanaan yang kuat.
Ketiga, berilmu. Pemimpin harus memiliki ilmu sebelum ia menjadi pemimpin, terutama sekali ilmu yang terkait dengan pemerintahan. Dan di samping itu juga pemimpin harus memiliki ilmu-ilmu yang lain, sehingga setiap tindakan berdasarkan konsep keilmuan bukan konsep kepentingan. Sebelum mencalonkan jadi pemimpin, maka harus belajar dengan baik sejak kapanpun, dan di mana pun, serta dalam persoalan apapun.
Keempat, pemimpin kudu dilaksanakan oleh orang yang sehat, sehat badannya sehat pikirannya. Sehat badannya, tidak cacat fisik dan tidak cacat mental. Kelima, jihad. Pemimpinan harus memiliki sifat kerja keras dengan sungguh-sungguh dengan tidak melupakan peran Tuhan dalam kinerjanya.
Keenam, ikhlas. Pemimpin jika tidak ikhlas akan menimbulkan mala petaka. Keikhlasan bagian dari ketulusan dalam bekerja, sehingga keberadaannya tidak menimbulkan kesan buruk bagi rakyat. Ketujuh, pemimpin harus memiliki akhlaqul karimah. Akhlak ini tidak akan terbentuk jika tidak memiliki iman, ilmu, amal, dan ikhlas.
Mustafa ghulain mengatakan, "innamal umamu akhlaquhum ma baqiyat wa inhum dzahabat akhlaquhum dzahabu (bangsa yang kokoh adalah mereka yang unggul karakternya, dan sebuah negara akan binasa jika rusak karakter masyarakatnya. Dan ini telah berlaku di manapun, negara-negara yang hancur oleh karena rusaknya kehidupan bangsa tersebut.
Akhirnya, perlu diperhatikan beberapa sifat yang harus dimiliki terkait dengan kepemimpinan terdapat lima sifat pemimpin yang mutlak harus dimiliki.
Pertama, shiddiq: Shiddiq bermakna jujur, tegas, sesuai ucapan dengan perbuatannya. Kedua, amanah: amanah bermakna tepat sasaran dan berjalan sesuai dengan apa yang diprogramkan dan apa yang seharusnya dilakukan, sehingga apa yang diucapkan dan dilakukan meyakinkan banyak orang.
Ketiga, tabligh: bermakna komunikatif, adanya keterbukaan informasi publik, tidak ada yang ditutupi pada setiap apa yang seharusnya dilakukan. Keempat, fathanah: bermakna cerdas pikirannya, cerdas hati, dan cerdas spiritualnya. Kelima, Uswatun hasanah: bermakna seorang pemimpin harus menjadi teladan, bukan hanya tahu bagaimana mencontohkan tanpa menteladaninya.
Inilah prinsip yang dilakukan oleh Nabi Muhammad "ana awwalu ma amartukum bih" saya lebih dahulu melakukan apa ayang saya ucapkan". Artinya, pemimpin itu melakukan dengan baik apa yang sudah diucapkan, apa yang sudah dijanjikan, apa yang sudah diprogramkan, dan apa yang seharusnya segera dilakukan.
Wanayasa, 25 Juni 20022.
Komentar
Posting Komentar