Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023

MALU, SABAR, DAN SYUKUR AKHLAK YANG RENDAH

Gambar
Adanya sifat malu menandakan seseorang beriman, “al-hayaa u minal iman”, malu adalah sebahagiaan dari iman. Apabila seseorang kehilangan rasa malu, maka ia telah hilang sebagian imannya. Tradisi malu tidak dapat dibentuk dengan sendirinya, tetapi ia diturunkan dari sifat orang tua. Walaupun demikian, ilmu dapat membangun sifat malu bagi pemiliknya, semakin seseorang berilmu semakin menunduk wajahnya. Ini pertanda siempunya ilmu merasa malu dengan dirinya sendiri. Menunduk wajah disebabkan oleh karena merendahnya jiwa. Adapun menunduknya wajah bentuk nyata yang diperlihatkan seseorang yang memiliki rasa malu. Pemilik rasa malu bukan berarti ia terbebas dari keinginan banyak hal, justru karena banyak keinginanlah ia merasa malu berharap sesuatu baik berharap pada makhluk maupun berharap pada Tuhan. Pemilik rasa malu bukan berarti tidak pernah melakukan sesuatu yang mendapati penilaian buruk orang-orang terhadapnya. Justru karena rasa malu lah ia menutup celah dosanya dari banyak mata yan

TASTAKNISU: HADIRLAH TANPA MELUKAI

Gambar
Melayani orang lain bagian dari ajaran Islam, dan juga sunnah yang bukan hanya diperintahkan oleh Nabi Muhammad Saw melainkan juga baginda sendiri yang mempraktekkannya. Melayani tanpa komersialisasi adalah sebuah pengorbanan. Oleh sebab itulah melayani sesuatu yang berat bagi sebagian orang, sebab tidak semua orang mempunyai mental yang baik dalam menyisakan waktunya untuk orang lain. Orang yang baik adalah yang selalu memberikan kebaikan pada yang lain. Namun, orang yang jauh lebih baik adalah orang yang mampu membalas kebaikan itu dengan kebaikan yang jauh lebih baik pula, atau dengan kebaikan yang setara. Di antara kita memiliki kemampuan yang beragam dalam berbuat baik.Kebaikan tidaklah dilihat dari kuantitasnya, tetapi dilihat dari kualitasnya. Apapun yang diperoleh dan mendatangkan manfaat atas manusia itulah sejatinya kebaikan. Dan apapun yang medatangkan malapetaka itulah keburukan. Setiap manusia dituntut untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, dan setiap manusia juga diminta

ALAM KUBUR ADALAH RAGAMU SENDIRI

Gambar
Tuhan meniup ruh dalam jiwa manusia semenjak ia berada di dalam kandungan. Sebelum ruh ditiup, terlebih dahulu pengakuan terhadap Tuhan dipersoalkan “ alastu birabbikum; qaalu bala ”. Apakah Aku ini Tuhan mu, ruh pun menjawab dengan pengakuan seutuhnya bahwa hanya ada satu Tuhan. Pada tahapan ini setiap hamba memiliki keputusan yang sama sedari awal apa pun keyakinan yang dianut adalah sama; yakni percaya pada satu Tuhan ( monotistik ). Universalitas manusia dipertemukan pada keyakinan yang satu. Namun, dalam perjalanannya psikis manusia diganggu oleh lingkungan yang mengitarinya. Jika saja ia terlahir dari keturunan muslim maka ia menjadi muslim, jika lahir dari keturunan Kristen maka ia menjadi Kristen, jika ia terlahir dari keturunan yang beragama Hindu maka ia menjadi Hindu, jika ia terlahir dari keluarga Budha maka ia menjadi penganut agama Budha. Begitulah seterusnya manusia membawa dan dipengaruhi keyakinannya berdasarkan agama pendahulu. Tuhan memberi pengetahuan kepada manusia

AN-NAAS: REVEALING AT THE SAME TIME COUNSELING

Gambar
Manusia pada satu sisi diciptakan untuk saling mengenal di antara satu dengan yang lain, pada sisi yang lain manusia juga diminta untuk berhati-hati dengan manusia yang lain. Dua dalil yang berbeda menunjukkan dualisme makna yang berlawanan. Satu sisi manusia sebagai suatu komunitas untuk saling memperkuat sementara sisi berikutnya manusia seolah-olah diciptakan bak ancaman, bahkan lebih jauh dari itu manusia diminta untuk berlindung dari kejahatan yang ditimbulkan oleh manusai itu sendiri. Kedua ayat ini mengandung dua makna yang tersirat revealing at the same time counseling . Pada surat al-Hujarat Tuhan mengabarkan bahwa penciptaan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan dan dijadikannya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa tujuannya untuk saling mengenal baik dalam konteks sosial, politik, dan budaya. Penciptaan manusia yang telah mencapai lintas benua, letak geografis tidak lagi menjadikan manusia terhambat dalam membangun komunikasi baik dalam konteks personal dan komunal. M

DEMI WAKTU: TUHAN PUN MEMBANGUN KEHARMONISAN

Gambar
Waktu adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat dan diraba. Perjalanannya hanya bisa ditakar dengan ilmu pengetahuan. Walaupun Tuhan menciptakan waktu dalam bentuk yang tidak bisa dilihat oleh manusia, namun keberadaannya dapat dirasakan. Dengan waktupun Tuhan sangat humanis dengan hambanya. Keberadaannya gaib, Tuhan memberi tanda-tanda alam bagi manusia untuk mengukurnya. Adanya matahari, adanya bulan, dan adanya bintang-bintang menjadi petunjuk arah akan hadirnya waktu.  Tuhan telah bersumpah demi waktu. Waktu adalah pemberian Tuhan kepada manusia untuk ditempati dengan baik. Ruang dan waktu selalu mengitari kehidupan manusia. Kapan waktu ini dimulai, hanya Allah swt., yang tahu. Apakah waktu datangnya bersamaan dengan alam ini diciptakan, dan makhluk apa pula yang petama sekali mengisinya. Waktu yang tidak menempati ruang, manusia akan kehilangan perencanaan. Mengingat waktu bersifat ghaib, dan waktu juga tidak memiliki agama, maka untuk menghitungnya Tuhan memberi tanda-tanda pada ma