MEMBANGUN PIKIRAN DI RUANG HAKIKAT
Sejenak berhenti untuk berfikir; lalu di antara itu
merenunglah tentang wahana yang serba bergantung pada sunnatullah pada
benda-benda kesemestaan. Artinya, setiap benda-benda yang ada di alam ini tidak
pernah bergerak sendiri-sendiri, semuanya bergerak atas takdirnya agar takdir
yang lain dapat berjalan dengan baik. Bukankah benda-benda itu tidak diberi akal,
tetapi benda-benda itu diberi ketetapan, setiap benda apa pun yang berjalan di
alam ini bergerak untuk menopang benda yang lain. Begitu juga dengan ekosistem
di bumi.
Manusia juga memiliki perangkat ketetapan dalam dirinya;
yakni hati atau qalbu. Tuhan menetapkan sesuatu dalam qalbu manusia, baik
menetapkan iman maupun menetapkan kekufuran. Maka, nikmat iman perlu disyukuri
karena ini barang jadi (given) yang ditetapkan kepada orang-orang yang lahir
dari rahimnya orang yang beriman. Qalbu manusia memiliki kekuatan, maka ia
harus menetap pada rasa yang kuat. Jika rasa sudah tidak dimiliki itu pertanda
ketetapan hati tidak lagi ada. Ya muqallibal qulub tsabbit qalbi 'ala diinik.
Doa ini sebagai bukti bahwa ketetapan hati dalam diri seseorang tidak dapat dipastikan.
Sebab, Sang Pemegang hati sangat memungkinkan untuk membolak-balikkan hati
seseorang.
Ini, sangat mudah diketahui oleh masyarakat Aceh. Filosofi
bolak balik hati hewan (yang selalu digunakan adalah hati ayam) yang digunakan
saat seorang anak yang masih bayi hendak diturunkan ke tanah dari rumahnya.
Tradisi ini memiliki tujuan hakikat untuk menetapkan kebaikan dalam hati anak
manusia. Bolak balik hati hewan sebagai tanda mendudukkan rasa dalam qalbu anak
manusia; rasa yang membangun paham atas apa yang diperoleh atas dunia ini.
Sehingga, dikemudian hari anak tersebut mampu menimbang rasa dalam qalbunya.
Ilmu pengetahuan adalah kepemilikan yang paling agung yang
ada pada manusia. Melalui pengetahuanlah manusia menciptakan peradabannya;
karya karsa yang hadir dari pengetahuan lahir dari pikiran turun temurun, lalu
pengetahuan tersebut menemukan pola baru secara terus menerus. Pola ini jika
tidak dilaksanakan dengan rasa maka apa pun yang dipikirkan tidak akan pernah
berguna bagi manusia itu sendiri. Dan ini dapat dilihat dari kehidupan ini;
hidup semakin canggih dengan berbagai macam penciptaan teknologi namun
kerusakan terjadi di mana-mana. Bahkan kerusakan nyata terjadi dalam diri
manusia, dengan hadirnya berbagai macam jenis makanan siap saji melalui
teknologi menimbulkan penyakit yang bermacam jenis.
Pengetahuan tanpa nurani ibarat kenderaan tanpa pengemudi.
Sebab, ia memiliki daya untuk bergerak tetapi tidak punya petunjuk arah saat
berjalan. Maka, sebab itulah belajar mesti sampai pada hakikatnya agar pikiran
tidak hanya lahir dari pengetahuan, melainkan ia lahir dari hati. Al-'aqlu
nuurun fi qalbi; akal mesti hadir dari cahaya qalbu. Dengan pikirannya manusia
memahami dan dengan qalbunya manusia merasai. Pengetahuan tanpa rasa manusia
akan brutal seperti binatang.
Rasa sesuatu yang duduk dalam diri seseorang tetapi
orientasinya ke luar. Sedangkan prilaku sesuatu yang keluar dari dari diri
berupa tindakan. Tindakan sangat dipengaruhi dari pikiran yang diperoleh, di
sini pengetahuan manusia menggiring prilaku setiap individu sesuai dengan informasi
yang dicerna pikiran. Jika manusia hanya berpedoman pada apa yang diketahui
tanpa menyaringnya tentang apa yang seharusnya dilakukakan, maka prilaku manusia
hanya tertuju pada apa yang dinginkan bukan pada apa yang seharusnya dilakukan.
Jakarta, 1 November 2023
Komentar
Posting Komentar