Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Logika Meugom: Dibolehkan Konser dalam Konteks Politik

Gambar
  Meugom bangai. Konser dalam konteks pelaksanaan syariat Islam di Aceh dipahami maksiat, sementara konser dalam konteks politik seperti dibolehkan. Konser di Aceh dilarang. Pikiran formalitas syariat di Aceh menganggap konser adalah perbuatan yang dilarang dan mengandung unsur maksiat. Tetapi, dimusim kampanye konser seperti dibolehkan. Orang-orang sepertinya menyetujui konser musik dilakukan saat kampanye. Bahkan, adanya konser dipahami dapat menarik perhatian banyak orang untuk datang beramai-ramai di tempat kampanye politik. Pikiran publik terhadap konser seperti dua mata pisau; satu sisi dalam konteks pelaksanaan syariat Islam konser dilarang, tetapi pada sisi lain dalam konteks politik konser dibolehkan. Hampir di setiap kampanye politik konser musik dengan menghadirkan artis berlangsung pada kampanye akbar. Bahkan, daerah/kabupaten yang pernah mengeluarkan aturan haram terhadap musik pun konser di arena politik berlaku. Aceh dengan pelaksanaan syariat Islam lebih fokus menat

Tu Sop: Sebuah Pengantar Peradaban Politik

Gambar
Tu Sop ; m embangun peradaban umat menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Islam membangun p eradaban dari perbaikan di lingkup kecil hingga lingkup yang lebih besar . Diawali secara pribadi , keluarga, serta masyarakat.  Secara pribadi manusia wajib membentuk potensi diri sesuai dengan kerangka-kerangka syariat Islam, yang dibangun berdasarkan konsep iman. Kemudian melalui perangkat keluarga manusia mulai berekspansi membangun komunitas. Peran pribadi dan keluarga sangat penting dalam membangun peradaban di lingkup kecil, adapun di lingkup besar membangun peradaban keummatan. Peran pribadi dan keluarga menjadi ikatan pengikat dalam peradaban keummatan. Peradaban pribadi tidak dibangun atas dasar kekuatan dan kekuasaan, tetapi dibangun berdasarkan kesadaran. Berbeda dengan membangun peradaban keluarga diperlu kekuatan yang dibangun berdasarkan hubungan kedekatan dan emosional. Sementara membangun peradaban umat dibutuhkan kekuasaan. Secara alami sulit bagi manusia membangun relasi berd

Baik Sosial Belum Tentu Baik Secara Politik

Gambar
Ada pemimpin yang diciptakan dan ada pemimpin yang dibentuk/dikaderkan. Pemimpin yang diciptakan praktiknya sering menabrak norma, sebab tujuannya hanya satu; yakni ingin berkuasa. Pemimpin yang dikader bukan hanya berkeinginan memperoleh kekuasaan semata melainkan juga menerjemahkan kekuasaan tersebut dalam bentuk retribusi kekuasaan untuk membangun kesejahteraan umat manusia. Baik sosial bisa dibentuk sejak lahir, sementara baik secara politik dibentuk melalui kaderisasi kepemimpinan. Baik secara politik sangat ditentukan dari baik secara sosial. Di sini, kesalehan individu/spiritual sangat memengaruhi keshalehan sosial dan juga keshalehan politik. Dengan demikian, baik sosial perlu dilihat pada diri calon pemimpin sebagai langkah awal dalam menentukan calon pemimpin yang baik secara politik. Terkadang manusia bersandiwara dalam banyak hal. Disaat kepura-puraan dibungkus dengan satu tujuan inilah disebut dengan kemunafikan. Berjanji membangun jembatan di tempat yang tidak ada sun

Logika Politik: Beri Kabar Gembira Bukan Kabar Sedih apalagi Duka

Gambar
Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Q. S. Al-An’am/006: 48. Logika politik pada prinsipnya adalah memberi kabar gembira. Prinsip utama kenabian adalah memberi kabar gembira bagi manusia. Dalam bahasa dalil disebut dengan basyiran wa nadhira . Artinya, berikan kabar gembira dan peringatan.  Memberi kabar gembira merupakan bentuk optimisme, sementara peringatan adalah upaya penyelamatan hak-hak rakyat. Kabar gembira dalam optimisme politik berupa harapan yang diberikan melalui konsep-konsep perencanaan positif yang disampaikan pada publik. Sedangkan peringatan berupa upaya pencegahan agar umat tidak terjerumus dalam kesalahan yang sama.  Pilkada bukan tempat di mana kandidat mengarang cerita tanpa kabar gembira bagi masyarakat, dan bukan juga tempat menyampaikan kebohongan tanpa pencegahan apa pun atas kekeliruan yang sedang terjadi. Pilkada adalah ajang memberi kabar gembira pada masyarakat. Maka, atas prinsip "bas

Word Influency: Jargon Politik Suka Menipu Pikiran Publik

Gambar
Salah satu faktor primer intelegensia disebut dengan istilah word influency ; kemampuan yang menyangkut dengan kecepatan dalam memahami kata. Pengaruh kata-kata yang diucapkan seseorang memiliki tirani dapat memengaruhi banyak orang. Seperti jargon-jargon yang digunakan dalam berbagai gerakan; baik gerakan sosial maupun gerakan politik. Jargon politik sering menghiasi ruas-ruas bacaan publik melalui berbagai platform media. Tujuannya memengaruhi pikiran banyak orang melalui kata-kata. Kata atau jargon politik yang disampaikan tidak sama sekali berbicara apa yang harus dilakukan, tetapi lebih pada bagaimana memengaruhi pikiran publik agar tertarik dengan produk politik tertentu. Market politik hanya sekedar mendapat pengaruh dari pemilih. Sementara market potensial yang mesti diperkenalkan ke publik terabaikan. Publik cuma dilenakan dengan jargon bukan dengan program kerja.  Politik adalah seni kemampuan memengaruhi orang-orang untuk tujuan kekuasaan. Kata-kata sangat memengaruhi setiap

Prinsip Politik: Politik Lokal Aceh Mesti Berdaulat

Gambar
Partai lokal/parlok di Aceh; nilai islami yang telah mendarah daging di Aceh merupakan jawaban utama bahwa prinsip politik benar-benar terbangun di Aceh. Prinsip politik dibangun berdasarkan dedikasi politik yang mapan secara intelektual dan dan mapan secara strategis. Maka, dukungan politik pada pilkada mesti diberikan pada orang yang memiliki dediksai diri dan juga komit terhadap Aceh untuk berdaulat politik, berdaulat ekonomi, berdaulat pendidikan, berdaulat budaya, dan berdaulat hukum. Prinsip merupakan dedikasi diri. Menjaga prinsip sangatlah penting. Dedikasi tertinggi dalam hidup adalah komit terhadap prinsip diri. Seseorang yang tidak menjaga prinsip dalam hidup ia telah membuang dedikasi dirinya. Kejujuran tidak datang dengan sendirinya, tetapi diperjuangkan. Menjaga prinsip merupakan upaya dalam memperjuangkan kejujuran dalam diri. Ketika seseorang mengabaikan prinsip, maka secara otomatis ia telah menggadaikan kejujuran dirinya. Prinsip pada dasarnya adalah jati diri seseora

Siasat Pendidikan: Menyulap Ruang Kelas menjadi Ruang Pikir

Gambar
Ilmu adalah cahaya. Mendapatkan cahaya sama dengan memperolah penerang dalam jiwa. Untuk meperoleh banyak cahaya mesti berdiri di tanah lapang. Untuk memperoleh cahaya matahari sepenuhnya mesti berada di ruang terbuka tanpa ada satu benda pun yang menghalangi cahaya masuk.  Berbeda dengan orang yang berada di dalam ruangan, walaupun memperoleh cahaya tetapi tidak sekuat cahaya yang diperoleh di tempat terbuka. Lembaga pendidikan sebagai sumber ilmu mesti dibuka seluas-seluasnya; baik dibuka akses, biaya, kurikulum, dan lebih utama membuka ruas jalan menjawab tantangan zaman.   Penerang ruangan diperoleh melalui cahaya yang dimunculkan dari pemicu cahaya/lampu. Semakin besar ruangannya maka semakin besar pula lampu yang dibutuhkan. Sementara, cahaya dalam jiwa berupa ilmu yang membawa informasi-informasi yang dapat digunakan untuk menggiring manusia menuju kehidupan yang lebih baik, dan juga menjadi alat menyelesaikan segala persoalan. Persoalan yang datang kepada manusia sesuai dengan

Kecerdasan Pemimpin Merancang Kesejahteraan Umat

Gambar
Pada tulisan sebelumnya penulis telah menyatakan “intelektual mendesain pikiran kekuasaan mendesain insentif”. Kesejahteraan rakyat tidak boleh pudar akibat dari persekongkolan elit. Ghaniyul Mughni “Tuhan Maha Kaya dan Maha Memperkaya”.  Tuhan adalah Dzat yang memiliki segalanya. Tuhan tidak pernah menampakkan diri-Nya di dunia. Maha memiliki atas apa pun yang ada di semesta; terbentang antara Timur dan Barat, menguasai tujuh lapis langit dan bumi. Dan tidak ada satu elemenpun yang ada di alam ini; baik yang nampak maupun yang tak terlihat indra luput dari-Nya. Bahkan manusia dan segala macam makhluk yang ada di jagat ini dalam genggaman Tuhan. Kekayaan yang dimiliki Tuhan bukan untuk dipamerkan pada siapa pun dan pada apa pun yang ada di alam ini. Tetapi, yang dinampakkan adalah wujud ke Maha Kayaan itu sendiri agar dimanfaatkan sebaik-baiknya. Alam yang terbentang luas ini menjadi bukti adanya Tuhan.  Gerak kesemestaan menandakan adanya sang Maha Penggerak. Semua ada sebab dan akib

Iqrak Siasi: Potretlah dengan Baik Setiap Peristiwa Politik

Gambar
Potretlah dengan baik peristiwa politik yang mengitari kehidupan hari ini. Membaca diri lebih utama dilakukan sebelum membaca banyak hal. Membaca bukan mengira-ngira sesuatu; seperti perkiraan seseorang yang jahil tentang materi-materi dunia yang dikiranya kekal untuk dinikmati setelah dikumpulkan sekian banyak. Membaca bukan hanya tulisan yang telah ada, melainkan juga membaca sesuatu yang datang (fenomena) dalam kehidupan, termasuk di dalamnya adalah fenomena politik. Politik termasuk ilmu tertua dalam sejarah manusia mengatur dirinya. Bicara politik adalah bicara kekuasaan. Kekuasaan telah hadir dalam berbagai konteks; baik monarki, parlementer, republik, kekuasaan dalam bentuk federasi, dan sebagainya. Dalam bentuk apa pun kekuasaan itu tujuan utamanya adalah mengatur manusia dan mengantarkan kesejahteraan untuk masyarakat secara keseluruhan. Orang-orang jahil memahami kekuasaan ibarat orang jahil melihat harta; mereka akan menghitungnya dengan cara membaca kebaikan untuk dirinya

Politik Haji: Pemimpin Mengurban Diri Bukan Mencari Korban

Gambar
Bulan Zulhijjah juga disebut dengan bulan kurban. Politik identik dengan kerja sosial; yang mana orientasnyai adalah meng-urbankan pikiran, tenaga, jiwa, dan harta. Tetapi, berbeda dengan politik korban; bahkan di banyak tempat termasuk Aceh ada yang mengorbankan nyawa orang-orang untuk kepentingan dirinya. Seyogianya; politik jalan memperjuangkan hidup layak bagi banyak orang. Namun, pada sebagian besar pelakunya politik malah mengantarkan kesejahteraan untuk diri, keluarga, dan kelompoknya. Dalam konteks ini, peran pribadi politik tidak mengurbankan diri, melainkan mencari korban dari rakyatnya sendiri. Di sini, korban pertama kali adalah kelompok mendukung. Di kalangan tim sukses banyak yang terpedaya ( keunong peurahop ) dengan performa utopis dari sosok yang ingin berkuasa. Sosok yang tidak pernah mau meng-urbankan dirinya untuk mengantarkan kesejahteraan untuk banyak orang, tetapi ia lebih cenderung menjadikan orang lain sebagai korban. Di musim pra-kampanye politik mulai masuk r