Postingan

A. Hasjmy: Cendikiawan Montasik Pendobrak Peradaban

Gambar
Sempat redup, penelitian terkait dengan pemikiran dan kiprah A. Hasjmy dalam k ajian ilmiah, dengan hadirnya buku ini menjadi upaya membangkitkan kembali semangat literasi bagi Aceh.   A. Hasjmy adalah tokoh nasional yang berasal dari kecamatan Montasik Aceh Besar yang lahir dikala Aceh bergejolak konflik perlawanan terhadap penjajahan asing. Kecamatan yang telah banyak menghasilkan intelektual dan pejabat di negeri ini, baik pejabat di tingkat kabupaten, pro p insi, dan nasional. Aceh Besar dengan kiprah para tokohnya telah menjadi aikon pendidikan bagi Aceh. Berdirinya dua lembaga pendidikan ternama U niversitas I slam N egeri (UIN) ar-Raniry dan U niversitas S yiah K uala menjadi bukti bahwa dari sinilah cahaya i lmu pendidikan modern diteruskan dan dikembang kan ke seluruh penjuru negeri. Aceh Rayek merupakan negeri peninggalan para raja juga tunduk atas titah ulama, Abu Hasan Krung Kale adalah sosok ulama terkemuka yang memancarkan nur keilmuan kepada penduduk bumi. Momen memp

Habiburrahman: Pejabat Esselon Alumni Teknik Pertanian

Gambar
Menduduki jabatan esselon di jajaran Pemerintah Aceh, keberadaan Habiburrahman tidak terlepas dari peran Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala di mana A. Hasjmy adalah tokoh penting berdirinya kampus USK di Aceh.  Kampus "Jantong Hate" masyarakat Aceh tidak hanya Universitas Syiah Kuala, tetapi juga berdiri Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) yang kini telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) ar-Raniry Banda Aceh.     Mengenang kembali tokoh pencerdasan bansa Aceh di abad modern, berdirinya kampus Universitas Syiah Kuala atau sekarang sudah disingkat dengan nama USK dan setelahnya juga berdiri UIN ar-Raniry, dengan berdirinya dua kampus ini menjadi kewajiban bagi masyarakat Aceh memuliakan kiprah sang tokoh. Hari ini kedua kampus tersebut   telah mencetak banyk alumni yang tersebar dan berkiprah di seluruh pelosok negeri bahkan dunia. Hadir dalam berbagai kiprah baik pejabat di pemerintahan kabupaten, propinsi, dan nasional. Tidak hanya itu, para alumni juga tersebar d

Romi Syahputra: Melalui Tangan Politisi Membangun Literasi

Gambar
Ilmu sulit berkembang tanpa ditopang oleh kekuasaan. Politik adalah wilayah sakral dalam membangun potensi manusia, melalui tangan politisilah wasilah-wasilah keilmuan tersampaikan. Karomahnya politisi selalu berpikir bagaimana memajukan potensi daerah dengan caranya sendiri. Adapun kekuasaan hanya berfungsi sebagai wasilah. Buktinya, tanpa kekuasaanpun   Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Aceh Barat Daya Romi Syahputra telah berbuat sesuai dengan kapasitasnya dalam membangun potensi daerah. Politisi yang sempat heboh dengan pemberitaan sepihak terkait dengan pengelolaan anggaraan KONI di Abdya, namun tetap diam tidak merespon sedikitpun apa yang sedang berlaku dan tidak sepatah katapun mengeluarkan stekmen di media kecuali membalas dengan karya, di mana pada ajang pra-PORA tahun 2021 berhasil membawa pulang medali, dan sukses melaksanakan turnamen catur putri I se-kabupaten Aceh Barat Daya. Prestasi yang sangat spektakuler. Berhasil memboyong 24 medali dan dipersembahkan

A. Hasjmy: Transformasi Nilai Islam Menuju Pemikiran Politik Nasional

Gambar
Penelitian ini mengkaji pemikiran tokoh Aceh yang mana perjalanan hidupnya telah melewati masa pelik. A. Hasjmy adalah nama yang disematkan padanya sejak ia dilahirkan. Dalam kiprahnya di ranah publik A. Hasjmy digelari dengan beberapa nama, di antaranya disebut dengan nama al-Hariry, Asmara Hakiki, dan Aria Hadiningsun. Tokoh asal Aceh yang hidup pada era empat zaman ini telah menoreh tinta emas. Pandangan politik A. Hasjmy tidak hanya terkonsepsi dalam pikiran, namun juga hadir dalam bentuk praksisnya. Pemikiran dan kiprahnya telah menghiasi empat zaman dalam sejarah berdiri dan bergilirnya proses politik di negara  ini (Indonesia). Empat era zaman telah dilaluinya, yakni era penjajahan dan gerakan kemerdekaan, pasca kemerdekaan/revolusi, orde lama, dan orde baru. A. Hasjmy lahir di Kecamatan Montasik, Aceh Besar pada tanggal 28 Maret 1914 dan wafat pada tanggal 18 Januari 1998. Hadir dalam berbagai dimensi baik sebagai aktivis kemerdekaan, organisatoris, birokrat, politisi, negosi